Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbesar Pabrik, SBMA Bidik Potensi Penjualan Gas Industri ke IKN

Kompas.com - 03/07/2023, 13:21 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten produsen gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) meresmikan penambahan unit air separation plant (ASP) pada pabriknya yang terletak di, Jalan Mulawarman, Balikpapan pada Senin (3/7/2023). Pabrik ini meningkatkan produksi gas hingga lima kali lipat.

Direktur Operasional PT SBMA Iwan Sanyoto mengatakan, proyek pengembangan pabrik dengan unit ASP menyerap total investasi sebesar Rp 39 miliar, dimana Rp 18 miliar berasal dari dana Penawaran Umum Perdana Saham (IPO).

"Dengan adanya alat baru, pabrik ini ditargetkan terjadi peningkatan produksi oxygen dan nitrogen hingga 5 kali lipat setelah pasca commercial start up Air Separation Plant (ASP), sejak 7 Juni lalu. Menyumbang peningkatan kapasitas hingga 50 ton per hari atau lima kali lipat dari produksi sebelumnya," kata Iwan dalam siaran pers Senin (3/7/2023).

Baca juga: Ada Usul Dinaikkan, Menteri ESDM Tegaskan Harga Gas Industri Tak Berubah

Produsen asetilin, argon, CO2, nitrogen, dan oksigen juga memastikan tahun ini pihaknya akan fokus pada peningkatan produksi produk nitrogen dan oksigen agar sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat.

"Karena semakin banyak potensi pasar, kami melihat potensi peningkatan permintaan untuk produk nitrogen dan oksigen kami. Kapasitas produksi dan peningkatan efisiensi merupakan faktor penting dalam memenuhi permintaan ini," lanjut Iwan.

Iwan mengungkapkan, kelebihan produksi ini diharapkan mampu mengantisipasi peningkatan permintaan dari berbagai sektor industri, termasuk pertambangan, petrokimia, dan minyak dan gas, yang sering membutuhkan oksigen dan asetilen.

"Pabrik ini beroperasi dengan efisiensi sekitar 60 persen lebih tinggi daripada pabrik sebelumnya, sehingga memberikan margin keuntungan (yang besar) bagi kami," ungkapnya.

Baca juga: Indonesia Gas Society Usul Harga Gas Industri Dinaikkan, Ini Alasannya


Dengan optimisme peluang dan permintaan yang tinggi, SBMA akan fokus mendorong peningkatan penjualan nitrogen dan oksigen perseroan di tahun ini, dan tahun depan. Di sisi lain, SBMA juga membidik potensi pasar yang ada di IKN. Iwan yakin, adanya pembangunan di IKN akan menyumbang pendapatan perusahaan.

"Mengenai kemungkinan perluasan pasar ke wilayah Ibu Kota Negara (IKN), tentu IKN memiliki kebutuhan gas yang cukup tinggi. Oleh karena itu SBMA dapat menyediakan produk gas di sana, termasuk sebagai salah satu pemasok utama bagi proyek konstruksi di kilang Pertamina," ujarnya.

“Prospek IKN cukup jelas, karena otomatis mereka juga banyak kebutuhan gas dan kita menjadi salah satu pemasok utama untuk project dikilang. Nanti memakai produk nitrogen untuk untuk nyuci (purging) pipa sebelum diisi minyak ya, minyak kan mudah terbakar itu harus di cuci dulu, itu kita bisa menyiapkan produknya,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com