Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdana, Kabupaten Bintan Ekspor 359.699 Ayam Hidup ke Singapura

Kompas.com - 09/07/2023, 20:55 WIB
Hadi Maulana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

BINTAN, KOMPAS.com - Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), melalui PT Ciomas Adisatwa melakukan ekspor perdana ayam hidup ke Singapura.

Pelepasan ekspor ayam hidup asal Bintan ke Singapura dilakukan melalui Pelabuhan Sei Payung, Batu Enam, Tanjungpinang, Kepri.

Manager PT Ciomas Adisatwa, Anwar Tanyono mengatakan, jumlah ayam hidup yang diekspor dari Bintan ke Singapura kali ini sebanyak 359.699 ekor.

"Sebelumnya, kami telah melakukan trial pengiriman dua bulan lalu ke Singapura, dan semuanya berjalan dengan baik," kata pria yang akrab disapa Acai, Minggu (9/7/2023).

Baca juga: Mendag Zulhas Sebut Harga Telur dan Daging Ayam Sudah Turun

Acai menambahkan, Kepri merupakan satu-satunya provinsi yang sangat efektif dalam pelaksanaan pengiriman ayam hidup ini.

"Biasanya ayam hidup dipasok dari Malaysia, namun saat ini pengiriman dilakukan oleh Indonesia dari Provinsi Kepri," ujar Acai.

Menghadapi masa depan, Acai berharap agar pengembangan industri peternakan ayam di Bintan dapat terus berkembang. PT Ciomas Adisatwa juga akan mengembangkan industri berbagai macam perayaman.

"Mulai dari bibit, pemotongan, ayam hidup hingga pengembangan ayam petelur akan dilakukan di Bintan," jelas Acai.

Baca juga: Harga Telur Naik Jadi Rp 32.000 Per Kg, Kemendag: Masih dalam Batas Toleransi

Hasil dari komoditas yang dihasilkan tidak hanya untuk kepentingan ekspor, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan masyarakat Kepri.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan Pemprov Kepri sangat mendukung terealisasinya ekspor ayam hidup asal Bintan ke Singapura oleh PT Ciomas Adisatwa ini.

"Kami sangat mendukung ekspor ayam hidup yang dilakukan oleh PT. Ciomas Adisatwa ini," ungkap Ansar.

Ansar menjelaskan bahwa pelaksanaan ekspor komoditas ayam hidup ini merupakan hal baru yang dilakukan, dan PT Ciomas Adisatwa berhasil mewujudkannya di Kepri.

"Ini merupakan catatan baru bagi Kepri, mengirim ayam hidup ke Singapura, karena kita tahu saat ini tidak mudah mengirim ekspor ke Singapura dengan standar keamanan pangan yang sulit. Namun, setelah berhasil dalam trial pengiriman dua bulan lalu, kami akan terus menjaga keberhasilannya," kata Ansar.

Baca juga: Harga Telur Ayam Masih Mahal, Apa Upaya Pemerintah?

Oleh karena itu, Ansar menyatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong PT Ciomas Adisatwa agar jumlah komoditasnya terus meningkat, sehingga dapat meningkatkan jumlah ekspor Kepri.

Ansar juga berharap bahwa PT Ciomas Adisatwa tidak hanya mengembangkan industri dan peternakan ayam hidup, tetapi juga mampu mengembangkan ayam petelur di Kepri.

"Dengan demikian, di masa depan kita tidak hanya mencapai swasembada daging ayam, tetapi juga swasembada telur di Kepri," jelas Ansar.

Hal ini penting mengingat saat ini Kepri masih harus mendatangkan sekitar 1 juta telur ayam dari Medan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kepri.

Baca juga: Mendag Zulhas Bantah RI Impor Telur Unggas

Selain itu, Ansar juga berharap bahwa PT Ciomas Adisatwa dapat menghasilkan berbagai komoditas di Provinsi Kepri yang mampu menekan angka inflasi.

"Kita harapkan bahwa komoditas yang mampu menekan angka inflasi dapat terpenuhi di Kepri," jelas Ansar.

"Tidak hanya komoditas peternakan, Kepri juga telah melakukan ekspor komoditas sayuran green farm ke negara tetangga, terutama Singapura," pungkas Ansar.

Baca juga: Bapanas Bantah Indonesia Masih Impor Telur Unggas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com