Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Zulhas Bantah RI Impor Telur Unggas

Kompas.com - 15/06/2023, 14:22 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) menampik Indonesia masih mengimpor telur unggas.

Hal ini menyusul adanya data yang didapatkan oleh Komisi IV DPR RI dari BPS bahwa Indonesia diketahui mengimpor telur unggas ke dalam negeri pada saat Rapat Kerja dengan Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, dan Perum Bulog di Jakarta, Selasa (13/6/2023).

"Enggak ada impor telur," kata Mendag Zulhas singkat saat ditemui Kompas.com di Jakarta, Kamis (15/6/2023).

Berdasarkan data dari BPS, Indonesia di tahun 2023 awal, telah mengimpor telur unggas sebesar 167.000 kilogram. Angka ini naik sebesar 118,46 persen dibandingkan importasi pada Januari 2022 sebanyak 76.000 kilogram.

Mayoritas impor telur unggas di Indonesia diperoleh dari India sebanyak 165.000 kilogram. Kemudian disusul oleh AS sebanyak 23 kilogram.

Baca juga: Bapanas Bantah Indonesia Masih Impor Telur Unggas

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi juga membantah Indonesia masih mengimpor telur unggas.

Sebab dijelaskan dia, pendistribusian telur dari pulau Jawa ke Papua saja masih tergolong susah apalagi sampai melakukan pengadaan dari luar negeri. Selain itu neraca perdagangan telur di Tanah Air menurut Arief masih surplus 10 persen.

"Telur mindahin dari sini ke Papua saja susah. Ngapain impor dan neraca kita surplus 10 persen kok untuk telur. Agak aneh, telur kok impor," ujarnya saat dijumpai Kompas.com di kawasan DPR RI, Selasa (13/6/2023).

Baca juga: Antisipasi El Nino, RI Bakal Impor Beras 1 Juta Ton dari India

 


Sementara untuk menanggapi pernyataan anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Gerindra Dwita Ria Gunadi yang menyebutkan Indonesia telah mengimpor telur unggas sebanyak 165.234 kilogram pada Februari 2023, menurut dia itu bukanlah data telur unggas melainkan data tepung telur.

Arief tak menampik jika Indonesia masih mengimpor tepung telur lantaran harganya jauh lebih murah dibandingkan harga tepung telur di lokal.

"Coba tolong dicek, kok telur itu kita impor, mungkin tepung telur. Karena tepung telur itu isunya harga dari luar yang murah. Kita bukan tidak bisa buat tepung telur tapi tepung telur untuk industri tinggi," jelas Arief. 

Baca juga: Pemerintah Dinilai Harus Membuat Pengawasan Berlapis dalam Impor Bawang Putih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com