Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pemerintah Batal Tarik Utang Rp 290 Triliun hingga Akhir 2023

Kompas.com - 10/07/2023, 18:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksi, realisasi penarikan utang pemerintah tidak akan mencapai target yang ditetapkan dalam APBN 2023. Pemerintah diprediksi batal menarik utang sebesar Rp 289,9 triliun hingga akhir tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi pembiayaan utang sampai dengan akhir 2023 sebesar Rp 406,4 triliun. Padahal, alokasi pembiayaan utang dalam APBN 2023 sebesar Rp 696,3 triliun.

"Kami memperkirakan pembiayaan akhir tahun bisa diturunkan 41,6 persen, atau dalam hal ini realisasi pembiayaan utang akan lebih rendah Rp 289,9 triliun tahun ini," tutur dia, dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/7/2023).

Menurutnya, realisasi penarikan utang pemerintah yang lebih rendah ini menjadi baik bagi keuangan negara. Pasalnya, saat ini suku bunga di berbagai negara berada dalam level yang relatif tinggi. Dengan demikian, pemerintah dapat menekan biaya pembayaran utang ke depan.

Baca juga: Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa Juni 2023 Turun Jadi 137,5 Miliar Dollar AS

"Strategi positioning dengan menurunkan pembiayaan utang dan penurunan issuance utang menempatkan Indonesia dalam posisi yang relatif aman dan cukup stabil kuat," ujarnya.

Prediksi lebih rendahnya pembiayaan utang itu disebabkan oleh outlook pendapatan negara yang juga lebih tinggi dari target APBN. Pendapatan negara diprediksi mencapai Rp 2.637,2 triliun, atau lebih tinggi sekitar Rp 174,2 triliun dari target APBN.

Penerimaan pajak dan PNBP menjadi penopang prospek pendapatan negara yang positif. Penerimaan pajak sampai akhir tahun diprediksi sebesar Rp 1.818,2 triliun, lebih tinggi Rp 100,2 triliun dari target. Kemudian, PNBP diproyeksi mencapai Rp 515,8 triliun, juga lebih tinggi dari target, yakni sebesar Rp 74,4 triliun.

Baca juga: Sejarah Utang Indonesia ke IMF

Sementara itu, penerimaan yang berasal dari kepabeanan dan cukai diprediksi tidak mencapai target. Pendapatan yang berasal dari kepabeanan dan cukai diprediksi mencapai Rp 300,1 triliun, sedikit lebih rendah dari target sebesar Rp 302,1 triliun.

Di sisi lain, belanja negara sebenarnya juga diprediksi melampaui APBN. Akan tetapi, selisih realisasi dan target belanja negara tidak setinggi pendapatan negara.

Kemenkeu memproyeksi, pendapatan negara sampai dengan akhir tahun sebesar Rp 3.123,7 triliun. Nilai ini lebih tinggi Rp 62,5 triliun dari target APBN sebesar Rp 3.061,2 triliun.

"Sampai dengan akhir tahun dengan penerimaan yang masih cukup kuat dan belanja yang terpenuhi semuanya, kami memperkirakan pembiayaan akhir tahun bisa diturunkan 41,6 persen," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Pastikan Indonesia Sudah Tidak Punya Utang ke IMF

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com