Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penumpang "Berulah" di Pesawat Terjadi Lagi, Sosialisasi Aturan Penerbangan Diminta Diperkuat

Kompas.com - 15/07/2023, 07:10 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan terjadi penumpang pesawat berulah saat penerbangan, baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini mengindikasikan kurangnya kesadaran penumpang akan keselamatan saat penerbangan.

Terakhir, pada Rabu (12/7/2023), penumpang pesawat Batik Air rute Jakarta-Gorontalo merusak lapisan mika penutup jendela sehingga pesawat terpaksa kembali ke bandara asal (return to base).

Tindakan ini tentu membahayakan penerbangan serta mengganggu kemanan dan keselamatan penumpang lainnya. Atas tindakan ini pelaku berinisial MS (25) dapat dikenakan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Berdasarkan Undang-undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009, tindakan tersebut dapat dikenakan sanksi pidana berupa pidana penjara 1-15 tahun atau pidana denda minimal Rp 100 juta dan maksimal Rp 200 juta.

Baca juga: Penumpang Rusak Penutup Jendela, Pesawat Batik Air Terpaksa Kembali ke Bandara Asal

Lalu akhir tahun lalu terjadi pembatalan penerbangan pesawat Citilink rute Jakarta-Blora akibat penumpang membuka pintu darurat. Penumpang tersebut ternyata seorang Kepala Desa (Kades) Nglebak di Kabupaten Blora, Jawa Tengah yakni Sudarto (57).

Sudarto mengaku, kesalahan ini terjadi akibat ketidaktahuannya mengenai keamanan di pesawat lantaran baru pertama kali naik pesawat.

Atas tindakan tersebut, Sudarto dibawa pihak keamanan dan diinterogasi. Lalu dia diminta untuk membuat dan menandatangani surat pernyataan.

"Sanksinya hanya tiketnya hangus," kata Sudarto, Selasa (21/12/2021).

Sementara di luar negeri, kejadian serupa juga pernah terjadi baru-baru ini dimana seorang penumpang membuka pintu darurat ketika pesawat masih mengudara. Kejadian itu terjadi di pesawat Airbus A321 Asiana Airlines pada Jumat (26/5/2023).

Akibat kejadian tersebut, udara berembus kencang di dalam kabin sebelum pesawat dapat mendarat dengan selamat di Bandara Kota Daegu, Korea Selatan.

Melihat sejumlah kejadian itu, Pengamat Penerbangan Gatot Rahardjo menyarankan agar maskapai maupun regulator untuk melakukan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat.

Mengingat pengguna pesawat di Indonesia berasal dari berbagai kalangan, daerah, dan latar belakang sehingga tidak semua penumpang memiliki pemahaman yang baik tentang keselamatan penerbangan.

Terlebih, saat ini pasca pandemi Covid-19 jumlah penumpang pesawat terus bertambah lantaran syarat perjalanan udara semakin mudah baik untuk penerbangan domestik maupun internasional.

"Jadi sosialisasi dilakukan secara terus menerus ke berbagai kalangan," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (14/7/2023).

Baca juga: Kemenhub Buka Suara soal Puluhan Pesawat Asing Layani Penerbangan Domestik di Indonesia

Dia menekankan, sosialisasi ini tidak hanya perlu dilakukan maskapai tetapi juga regulator atau dalam hal ini Kementerian Perhubungan.

Sebab, pemerintah lah yang membuat peraturan yang harus dipatuhi penumpang sehingga seharusnya pemerintah lebih mengetahui detil peraturan dan bisa melakukan sosialisasi yang lebih baik.

"Kalau saat ini sudah dilakukan sosialiasi, dengan adanya kejadian-kejadian terkait penumpang ini, ada baiknya sosialisasi juga dievaluasi. Jangan-jangan kurang masif atau kurang tepat sasaran," ungkapnya.

Selain sosialisasi, dia juga menyarankan agar pelaku yang membahayakan penerbangan tersebut ditindak dan diberikan sanksi yang tegas supaya jera.

Misalnya, sanksi berupa blacklist atau tidak boleh mengikuti penerbangan. Jika pelanggaran yang dilakukan berat, pelaku bisa dikenakan tindak pidana.

"Dan kalau sudah ada sanksi, sebaiknya dipublikasikan sehingga diketahui masyarakat luas," kata dia.

Menurutnya, kejadian penumpang pesawat yang berulah saat penerbangan ini sangat jarang terjadi. Namun tindakan yang dilakukan sangat berbahaya bagi seluruh penumpang yang ada di pesawat tersebut.

Oleh karenanya, diperlukan sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya keamanan dan keselamatan dalam penerbangan.

"Hal tersebut seharusnya tidak boleh terjadi dan terulang karena itu terkait keselamatan penerbangan. Keselamatan penerbangan itu hal yang utama, tidak bisa ditawar. Kalau terjadi apa-apa di udara, dampaknya bisa sangat fatal dan merugikan semua penumpang dan awak pesawat," tuturnya.

Baca juga: Sampaikan Permohonan Maaf, Lion Air Beberkan Alasan Penerbangan Sering Delay

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com