KOMPAS.com - Program Smart Fisheris Village (SFV) yang diusung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Gondol, Bali, berhasil meningkatkan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk layanan perikanan.
Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) I Nyoman Radiarta, realisasi PNBP tersebut berpotensi naik hingga dua kali lipat hingga akhir tahun.
"Jika kami bandingkan, pada Semester I SFV di Gondol sudah mampu mencapai target PNBP sebesar 82 persen atau senilai Rp 408 juta. Saya sangat mengapresiasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDM yang mampu mengoptimalkan asetnya secara utuh dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” kata Nyoman dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (19/7/2023).
Nyoman menjelaskan, program SFV di Gondol dijalankan oleh Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP).
Baca juga: KKP Bakal Terbitkan Aturan Turunan PP Penangkapan Ikan Terukur per Juli 2023
Untuk diketahui, BBRBLPP merupakan unit pelaksana teknis BPPSDM KP yang fokus pada pengembangan budidaya laut, khususnya komoditas kakap putih, bandeng, kerapu, kepiting, rajungan, dan udang vaname.
Program SFV berbasis UPT tersebut bertujuan mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki balai, seperti peralatan produksi atau lahan yang digunakan untuk mendongkrak produktivitas sektor kelautan dan perikanan di wilayah kerja.
Di Gondol, aset balai yang dimanfaatkan mendukung program SFV tersebar di tiga desa, yakni Desa Penyabangan, Desa Sumberkima, dan Desa Pejarakan.
Desa Penyabangan menjadi fasilitas utama perbenihan budidaya laut. Di desa tersebut, tersedia berbagai sarana dan prasarana penunjang budidaya laut, di antaranya empat kolam berukuran 100 meter kubik dan empat kolam berukuran lebih kurang 20 meter kubik.
Baca juga: Menteri KKP: Eksplorasi Sedimentasi Laut Tak Ganggu Nelayan
Adapun kolam-kolam tersebut dimanfaatkan untuk penyediaan dan pemeliharaan induk (broodstock center), hatchery perbenihan ikan laut (larval rearing), fasilitas pendederan ikan laut (nursery) yang menghasilkan benih ikan dalam berbagai ukuran, dan laboratorium khusus pakan alami dari spesies laut untuk kultur murni maupun kultur masa.
Tak hanya itu, Desa Panyabangan juga melakukan pemeliharaan benih dan pendederan kakap putih serta ikan kerapu. Benih kakap putih yang dihasilkan rata-rata mencapai 87.000 ekor per siklus. Sedangkan ikan kerapu dapat menghasilkan 39.500 ekor per siklus.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.