Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Asuransi Hewan Peliharaan, Masih Dianggap Tak Penting tapi Bikin Lega "Owner" Anabul

Kompas.com - 03/08/2023, 06:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika Anda memiliki hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing, atau yang sering disebut anak bulu (anabul), wajib mencermati soal asuransi hewan peliharaan (pet insurance).

Asuransi jenis ini memang tak populer, dibanding asuransi jiwa atau pun asuransi jenis unit link. Bahkan, dianggap tak perlu. 

Tapi jangan salah, keberadaannya justru membuat para pemilik anabul lega. Kok bisa? Mari kita simak cerita Kinoy, pegawai swasta, soal asuransi hewan peliharaan. 

Dia bercerita, pernah suatu hari kucing kesayangannya sakit, yang harus ditangani secara oleh dokter hewan. 

"Siapa yang punya anabul tentu mengerti perasaan saya. Tidak akan tega melihat kucing saya kesakitan seperti itu," ceritanya kepada Kompas.com, Rabu (2/8/2023).

Baca juga: Anjing dan Kucing Kesayangan Sakit, Pemilik Bisa Pakai Asuransi Hewan Peliharaan

Alhasil, Kinoy harus merogoh kocek lumayan demi kesembuhan anabulnya. Ia mengaku, pernah menghabiskan biaya sampai Rp 2 juta demi perawatan sang kucing.

Meskipun tidak sering membutuhkan perawatan medis serius, pengeluaran Rp 2 juta saat tersebut termasuk di luar dugaan.

"Pernah sampai Rp 2 juta, tapi perawatan medis usia kucingku jarang sih, cuma sekali waktu habis Rp 2 jutaan itu yang agak parah," imbuh Kinoy.

Beruntung, pengeluaran tak terduga tersebut tidak membebani arus kas pengeluarannya, lantaran Kinoy memiliki anggaran khusus untuk perawatan anabul.

"Ada tabungan khusus tapi belum punya asuransi untuk hewan peliharaanku saat itu," ungkap dia.

Berkaca dari kejadian tersebut, Kinoy mengaku bersedia membelikan asuransi untuk hewan peliharaannya, agar anabul terjamin dan dia pun merasa lebih lega. 

"Cukup meringankan biaya tak terduga kalau kucingku harus menerima perawatan medis," pungkasnya.

Baca juga: Asuransi Hewan Peliharaan, Berikut Pilihan Produknya

Kucing jarang sakit, tak perlu asuransi

Memiliki pandangan berbeda, seorang pegawai swasta di Jakarta Selatan bernama Nia mengaku belum memikirkan asuransi untuk kucing kesayangannya.

Pasalnya, dia mengaku bahkan belum memiliki proteksi asuransi untuk dirinya sendiri.

"Mikir gue dulu, gue aja belum punya asuransi," ucap dia kepada Kompas.com. 

Meskipun begitu, ia juga pernah merasakan harus membayar sejumlah uang saat kucing kesayangannya membutuhkan perawatan medis.

"Paling Rp 200.000 untuk steril itu pernah," imbuh dia.

Selain itu, ia mengaku kucingnya jarang menderita sakit yang sampai membutuhkan perawatan medis dengan biaya yang besar.

"Paling buat makannya aja yang lumayan," kelakar dia.

Baca juga: Tanpa Asuransi, Masyarakat Akan Terbebani Peningkatan Biaya Medis

Setali tiga uang dengan Nia, Patricia yang juga memiliki seekor kucing di rumahnya belum memikirkan untuk membeli asuransi untuk hewan kesayangannya.

"Belum kepikiran aja, emangnya ada (asuransi hewan peliharaan)?," tutur dia.

Padahal, karyawan perusahaan swasta itu juga pernah harus merogoh kocek cukup dalam untuk perawaan hewan peliharaannya tersebut.

"Pernah dibawa ke dokter habis Rp 800.000 buat operasi pengangkatan janin," ungkap dia.

Patricia berpandangan, saat ini dirinya mungkin belum membutuhkan asuransi hewan peliharaan.

Sebab, kucingnya tidak sering dirawat dan membutuhkan pertolongan medis dengan biaya yang besar.

Baca juga: Mengenal Istilah Asuransi, Polis, dan Premi

Halaman:


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com