KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo menyatakan kesiapannya untuk menutup impor sapi jika ditemukan penyakit kulit Lumpy Skin Disease (LSD) dari Australia.
"Kalau memang dari sana sumbernya, ya dari mana saya enggak perlu bilang negaranya kan? Kita harus berani stop karena itu tidak boleh dimakan," kata Syahrul dikutip dari Antara, Kamis (3/8/2023).
Penemuan virus ini diketahui saat pengecekan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Virus itu diyakini bersumber langsung dari peternakan Australia.
Syahrul mengatakan bahwa penanganan kasus penyakit kulit LSD pada sapi serupa dengan antraks yang harus dibasmi dengan membakar dan menanam bangkai sapi yang terkena penyakit itu.
Baca juga: Badan Karantina Pertanian: Kami Tidak Menutup Permanen Impor Sapi dari Australia
Berbeda dengan penyakit mulut dan kuku yang sejumlah bagian dapat dikonsumsi, untuk kasus penyakit LSD, manusia sama sekali tidak boleh mengonsumsi daging sapi yang terkena LSD.
Oleh karena itu, pihaknya pun membentuk gugus tugas dengan mengerahkan petugas Puskeswan untuk meninjau rumah pemotongan hewan (RPH) setiap minggunya.
"Saya kira LSD (kasus) baru lagi, kita cek tapi siapa pun akan rugikan kita, kita akan stop. Enggak boleh," kata Syahrul.
Sebelumnya Kepala Barantan Bambang menuturkan, awalnya Australia mengekspor sebanyak 8 kapal sapi dari negaranya ke Indonesia. Sayangnya dia belum bisa membeberkan berapa jumlah total sapi bakalan yang dikirim ke Tanah Air.
Baca juga: Saat Kualitas LRT Buatan INKA Madiun Dikomplain Perusahaan Jerman
Kemudian ketika sampai di Indonesia, Barantan selaku otoritas Karantina Pertanian telah melakukan tindakan sesuai dengan standar prosedur impor komoditas pertanian, yakni hewan yang masuk ke wilayah NKRI akan dilakukan tindakan karantina guna memastikan kesehatan dan keamanan.
Setelah itu, petugas memberikan tanda khusus pada sapi-sapi impor yang menunjukkan gejala klinis untuk selanjutnya dilakukan pengambilan sampel sesaat setelah bongkar dari alat angkut.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.