Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persempit Celah Korupsi, LKPP "Upgrade" Sistem E-katalog

Kompas.com - 03/08/2023, 14:33 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) tengah melakukan perbaikan terhadap sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah, e-katalog. Perbaikan ini merupakan buntut dari kasus korupsi pengadaan barang dan jasa yang menjerat Kepala Basarnas Marsdya Hendri Alfianto.

Direktur Pengembangan Sistem Katalog LKPP Yulianto Prihhandoyo mengatakan, pihaknya tengah memperbarui platform e-katalog. Langkah ini dilakukan untuk semakin meminimalisasi ruang korupsi terkait pengadaan barang dan jasa.

"Kami dibantu teman-teman government tech Telkom ini sedang bikin semacam new platform. Sekaligus memastikan atau mengurangi ruang-ruang atau celah korupsi," kata dia di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/8/2023)

Baca juga: LKPP Buka Lowongan Kerja untuk S1 Semua Jurusan, Ini Posisi dan Syaratnya

Selain itu, LKPP juga bekerja sama dengan Aparat Penegak Hukum (APH) melakukan pemantauan terhadap sistem e-katalog. Pemantauan sudah mulai dilakukan dari proses masuknya produk ke e-katalog.

Pada saat bersamaan, LKPP mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawasi proses pengadaan barang dan jasa pemerintah. Apabila ditemukan pengadaan yang mencurigakan, ia meminta masyarakat untuk menginformasikan kepada LKPP.

"Jadi kita bareng-bareng, saya bangun transparansinya, publik bisa ngelihat sampai detail-detail, ini anggaran negara ada berapa kementerian ini berapa belanja untuk apa saja," tuturnya.

Baca juga: Ahok Ingin LKPP Terlibat dalam Pengadaan Barang dan Jasa di Pertamina

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan, pemerintah terus melakukan evaluasi dan perbaikan sistem untuk mencegah praktik korupsi. Perbaikan tersebut antara lain dalam sistem pengadaan barang dan jasa di kementerian/lembaga melalui e-katalog.

“Ya perbaikan-perbaikan sistem di semua kementerian dan lembaga terus kita perbaiki terus, perbaikan sistem. Seperti misalnya e-katalog, sekarang yang masuk kan sudah lebih dari 4 juta produk, yang sebelumnya hanya 50 ribu. Artinya itu perbaikan sistem,” ujarnya, Kamis (27/8/2023).

Baca juga: Produk Tayang di E-Katalog Capai Target, LKPP Kini Kejar Nilai Transaksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com