Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Mudah Menyiapkan Dana Darurat

Kompas.com - 07/08/2023, 09:49 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana darurat atau emergency fund merupakan alokasi uang yang digunakan untuk keperluan di saat keadaan genting.

Kondisi darurat tentu tidak dapat diprediksi, baik disebabkan bencana atau hal lain yang bisa menggangu cash flow dalam perencanaan keuangan kita.

Dilansir dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin (7/8/2023), berikut ini contoh kondisi yang membutuhkan dana darurat:

  • Biaya perawatan atau perbaikan kendaraan pasca kecelakaan
  • Biaya pengobatan karena sakit. Terkadang asuransi/ jaminan kesehatan yang kita miliki tidak dapat menutup seluruh biaya pengobatan
  • Biaya hidup apabila terjadi kecelakaan atau PHK. Biaya dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan harian sementara waktu sebagai recovery selama mencari sumber pendapatan yang lain.
  • Biaya perbaikan kendaraan atau rumah akibat musibah (banjir atau kebakaran).

Baca juga: Hadapi Resesi 2023, Simak Cara Meracik Dana Darurat agar Tetap Tenang

Berdasarkan penjelasan di atas, dana darurat sangat penting. Kamu tak perlu ragu ketika akan memulainya, mempersiapkan pos ini juga tidak sulik.

Berikut 5 tips mudah mempersiapkan dana darurat:

1. Pahami kebutuhan dana darurat

Kebutuhan dana darurat setiap orang berbeda-beda. Idealnya, jumlah dana darurat yang perlu disiapkan adalah 6-12 kali jumlah pengeluaran perbulan.

Besarnya tergantung jumlah tanggungan dan pola konsumsi kita masing-masing. Untuk yang masih lajang, besarnya dana darurat yang dibutuhkan cukup dengan 6 kali jumlah pengeluaran bulanan.

Namun bagi yang sudah berkeluarga atau yang memiliki tanggungan besarnya dana darurat yang dibutuhkan adalah setidaknya 9-12 kali pengeluaran per bulan.

Meskipun kebutuhan dana darurat itu sangat besar, namun dalam mempersiapkannya tidak perlu langsung sekaligus mengalokasikan dalam jumlah besar.

Mulailah dengan menyisihkan sebagian kecil secara konsisten dan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan. Dengan mulai menyisihkan sebagian kecil dari pendapatan kita, bertujuan agar tidak langsung membebani kebutuhan sehari-hari.

2. Disiplin dan komitmen

Berbeda dengan pos dana rutin lainnya yang lebih dinamis untuk memenuhi kebutuhan, pos dana darurat cenderung lebih mengendap dan hanya digunakan saat-saat tertentu saja. Dana darurat yang fungsinya sebagai antisipatif, membuat penempatannya harus mudah diakses atau dicairkan.

Kedua hal tersebut, ditambah dengan jumlah nominal yang besar membuat dana darurat sulit untuk dipersiapkan. Diperlukan kedisiplinan dan komitmen yang tinggi agar tidak mengutak-atik pos dana besar yang mengendap dan mudah diakses tersebut.

Biasakan disiplin untuk selalu sisihkan uang untuk pos ini saat menerima pendapatan, bukan sisakan uang setelah melakukan pengeluaran. Setiap kali ingin mengakses pos ini, selalu ingat dengan tujuan perencanaan keuangan kita dan dampaknya apabila kita tidak memiliki dana darurat.

3. Buka rekening baru khusus untuk dana darura

Membuka rekening baru yang dikhususkan hanya untuk dana darurat dapat membantu kamu memisahkannya agar tidak tercampur dengan dana lainnya.

Pilih produk keuangan yang tidak membutuhkan saldo awal yang besar saat pembukaan rekening dan pertimbangkan pula biaya bulanan yang ada dalam produk tersebut.

Rekening tabungan merupakan salah satu produk keuangan yang tepat dalam menempatkan dana darurat.

Baca juga: OJK: Penipuan Berkedok Investasi Biasanya Disertai Tawaran Imbal Hasil yang Besar dan Tidak Masuk Akal

4. Dana darurat berbeda dengan investasi

Satu hal yang perlu diingat adalah meskipun dana darurat merupakan dana yang disimpan untuk jangka waktu lama dan digunakan hanya saat-saat tertentu saja. Namun dana darurat tidak bisa disamakan dengan investasi.

Dalam investasi diharapkan adanya penambahan hasil (return), sehingga terdapat juga risiko dalam return tersebut. Sedangkan dalam dana darurat diharapkan instrumen yang digunakan dalam penempatannya merupakan instrumen yang rendah risiko.

Catatan yang paling penting, di manapun kamu menempatkan dana darurat, pastikan produk keuangan tersebut merupakan produk yang legal dan sudah terdaftar serta diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

5. Kontrol dan evaluasi kembali kondisi keuangan anda

Menciptakan sesuatu yang besar dari hal yang kecil membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Selain membuat pos-pos anggaran, kita juga dapat mencatat cash flow keuangan pribadi sehingga dapat membantu mengontrol dan mengevaluasi kondisi keuangan secara berkala.

Dengan mengevaluasinya kita dapat mengurangi pengeluaran untuk sesuatu yang sebenarnya tidak mendesak. Hal ini dapat lebih melatih kita dalam menentukan mana saja yang merupakan kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan.

Dengan menekan pengeluaran yang tidak dikategorikan penting, kita dapat menggemukkan pos dana darurat agar lebih cepat dicapai.

Baca juga: Generasi Milenial Wajib Punya Dana Darurat, Bagaimana Cara Menyiapkannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com