Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASEAN Target Pangkas Eksklusi Keuangan Jadi 30 Persen pada 2025

Kompas.com - 24/08/2023, 14:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan negara-negara ASEAN menargetkan memangkas eksklusi keuangan (tantangan dalam mengakses jasa dan produk keuangan) menjadi 30 persen pada 2025.

“Ada beberapa target yang ingin dicapai pada 2025. Pertama, mengurangi rata-rata eksklusi keuangan di ASEAN dari 44 persen menjadi 30 persen, dengan kata lain meningkatkan inklusi keuangan menjadi 70 persen,” kata Mahendra di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Dalam meningkatkan inklusi keuangan di ASEAN ada beberapa strategi yang bisa dilakukan seperti meningkatkan akses finansial, serta menjaga kualitas sektor finansial.

Baca juga: Dana Darurat Covid-19 ASEAN Masih Ada Sisa, Indonesia Usul Digunakan untuk Pandemi Masa Depan

Selain itu, meningkatkan kesiapan infrastruktur pendukung inklusi keuangan (kemudahan akses jasa dan layanan keuangan) dari 70 persen menjadi 85 persen juga tidak kalah penting.

Dia mengatakan, level eksklusi keuangan di kawasan ASEAN sudah mengalami penurunan yang sangat signifikan selama periode 2017-2022 dari 46 persen menjadi 22,6 persen.

“Sebagai satu kawasan, ASEAN berhasil menurunkan level eksklusi keuangan melampaui target yang sudah ditetapkan, dan ini merupakan kabar baik,” ungkap dia.

Namun jika menelisik lebih dalam, hanya ada lima negara anggota ASEAN yang telah mencapai target eksklusi keuangan di bawah 30 persen, antara lain, Brunei Darusalam, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.

Baca juga: Sukseskan KTT Ke-43 ASEAN, LKS Tripnas Usulkan WFH bagi Pekerja di Jabodetabek

Mahendra menambahkan, sebagai sebuah kawasan, level kesiapan infrastruktur inklusi keuangan di ASEAN mencapai 83,6 persen, angka ini dinilai masih di bawah target 85 persen.

“Walaupun ASEAN mampu mencapai target secara regional, kita masih berisiko tidak mencapai target di masing-masing negara, karena gap yang tinggi dalam hal inklusi finansial antar anggota negara ASEAN,” lanjut Mahendra.

Mahendra menyebut, target tersebut akan sulit untuk dicapai dicapai mengingat gap yang tinggi antara inklusi keuangan di wilayah perkotaan dengan pedesaan.

Maka dari itu, pihaknya terus mendorong penguatan dan pemberdayaan wilayah pedesaan. Mahendra yakin, masyarakat pedesaan dapat berkontribusi positif kepada pertumbuhan ekonomi di ASEAN.

“Saya yakin, mereka (masyarakat pedesaan) dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com