Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Adhi Nugroho
Kepala Unit Humas Bank Indonesia Kalimantan Selatan

Kepala Unit Humas Bank Indonesia Kalimantan Selatan

Amsal Durian dalam Keketuaan ASEAN

Kompas.com - 03/09/2023, 17:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di tengah deglobalisasi akibat perang Rusia-Ukraina, jarak barisan di antara negara-negara Asia Tenggara justru kian merapat. Persis seperti tema yang diusung keketuaan ASEAN 2023: ASEAN matters, epicentrum of growth.

Sebagai pemegang tampuk keketuaan ASEAN 2023, Indonesia memimpin inisiasi kerja sama konektivitas pembayaran digital dengan lima negara. Mereka adalah Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Di antara kelima negara tadi, kerja sama dengan Thailand menjadi yang paling unggul dan terdepan. Sejak bermula dari fase uji coba pada 17 Agustus 2021 lalu, kini kerja sama dengan Thailand telah melibatkan tidak kurang dari 76 penyedia jasa sistem pembayaran dari kedua negara.

Konektivitas itu turut diperluas hingga ke tingkat ritel berbasis kode cepat. Sekarang, QRIS milik Indonesia dan Thai QR Code besutan Thailand sudah saling terhubung.

Manfaat dan risiko

Manfaat keterhubungan pembayaran digital antara Indonesia dan Thailand bisa dirasakan semua pihak.

Seperti pengalaman Perry membeli durian, warga Indonesia yang tengah berwisata ke Thailand, atau sebaliknya, bisa berbelanja dengan QRIS dan Thai QR Code tanpa perlu menukar uang.

Biaya transaksi pun lebih murah karena didukung skema local currency transaction (LCT). Skema ini memungkinkan penyelesaian transaksi menggunakan mata uang lokal masing-masing negara tanpa perlu bergantung pada dollar AS sebagai mata uang perantara.

Lewat skema ini, biaya selisih kurs dapat direduksi seminim mungkin.

Jika konektivitas pembayaran digital diadopsi seluruh negara ASEAN, maka inklusivitas keuangan di kawasan akan tercipta.

Menurut Bank Dunia (2021), lebih dari 50 persen penduduk dewasa di Asia Tenggara, setara 264 juta orang, masih belum tersentuh layanan keuangan (unbanked people). Kepraktisan pembayaran digital tentu akan mendorong lebih banyak orang mengakses layanan finansial.

Melengkapi inovasi yang ada, QRIS bahkan telah dilengkapi fitur baru, yaitu tarik tunai, transfer, dan setor tunai atau yang disebut QRIS TUNTAS.

Peluncuran fitur baru QRIS dilakukan pada 17 Agustus 2023, bertepatan dengan momentum Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia.

Implementasi QRIS TUNTAS dilakukan secepat-cepatnya 1 September 2023 dan selambat-lambatnya 30 September 2023.

Pada kesempatan yang sama, BI juga memulai uji coba QRIS antarnegara antara Indonesia dan Singapura. Memperkuat konektivitas pembayaran yang sebelumnya telah dilakukan bersama Thailand.

Kendati punya segudang manfaat, otoritas tidak boleh lengah dan tetap harus waspada. Lahirnya inovasi teknologi anyar, termasuk pembayaran digital, seringkali menimbulkan risiko-risiko baru. Dua risiko yang patut digarisbawahi adalah soal keamanan data dan potensi kejahatan finansial.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com