JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar monopolistik adalah bentuk pasar yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pasar monopolistik, persaingan antara produsen dapat tetap ada, meskipun ada elemen elemen kekuasaan pasar.
Secara sederhana, pasar monopolistik adalah bentuk pasar yang didalamnya terdapat banyak penjual (produsen) dan pembeli (konsumen), tetapi produk yang dijual memiliki perbedaan cukup signifikan, sehingga penjual memiliki sedikit kekuatan untuk mengontrol harga.
Pasar monopolistik adalah salah satu jenis pasar persaingan tidak sempurna. Dalam pasar monopolistik, ada banyak penjual yang menawarkan dagangan serupa. Tetapi, produk yang dijual dibedakan dari sisi kualitas, bentuk, ukuran, dan karakteristiknya.
Baca juga: Soal Target Investasi di 2024 Rp 1.650 Triliun, Bahlil: Ini Perlu Perenungan Lebih Dalam
Dilansir dari Gramedia.com, produk yang dijual di dalam pasar monopolistik mempunyai kualitas, harga dan juga ukuran yang berbeda-beda meski dalam satu jenis produk.
Penentuan harga yang tetap biasanya akan ditentukan langsung oleh penjual. Sehingga tidak menggunakan mekanisme pasar.
Pasar monopolistik pada dasarnya merupakan sebuah pasar yang ada di antara dua jenis pasar yang cukup ekstrem, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli.
Oleh sebab itu, pasar monopolistik mengandung unsur-unsur atau sifat yang berasal dari pasar persaingan monopoli dan juga pasar persaingan sempurna.
Baca juga: Curhat ke DPR, Bahlil: BKPM Anggaranya Sedikit, tapi Beban Kerjanya Tinggi
Dengan kata lain, pasar persaingan monopolistik adalah sebuah pasar yang mana memiliki banyak penjual atau produsen yang memproduksi produk yang beragam.
Dari sisi persaingan, pasar monopolistik lebih berfokus pada branding, inovasi produk, dan pemasaran untuk menarik perhatian konsumen.
Adapun ciri-ciri pasar monopolistik antara lain sebagai berikut
Produsen atau penjual di dalam pasar monopolistik sangat beragam dan berjumlah banyak. Sehingga tiap penjual atau produsen harus merasa puas dengan pembagian pasar yang relatif kecil.
Selain itu, penjual yang ada di dalam pasar monopolistik jjuga tidak mempunyai kekuasaan secara penuh untuk menentukan harga di pasaran. Hal tersebut berkaitan dengan jumlah penjual yang cukup banyak.
Baca juga: Fitch Pertahankan Peringkat Utang Indonesia di Level BBB
Ciri-ciri pasar monopolistik yaitu produk yang ditawarkan oleh berbagai penjual memiliki perbedaan yang cukup besar, terutama dalam hal bentuk, ukuran, corak, kualitas, merek, atau fitur lainnya.
Hal ini membuat penjual hanya dapat mempengaruhi harga produk mereka dalam batas tertentu.
Setiap produsen akan memberikan ciri khas dan sentuhan khusus pada produk yang dihasilkan. Contohnya pabrikan apparel dan alat-alat olahraga seperti Nike, Adidas, Fila, Skechers, dan Puma mempunyai produk yang serupa.
Semua perusahaan tersebut mengeluarkan jenis sepatu yang sama. Tapi produk yang mereka hasilkan memiliki karakteristik dan ciri masing-masing.
Semua produsen yang ada di dalam sistem pasar monopolistik memiliki kebebasan untuk masuk dan keluar pasar. Sebab, produk-produk yang mereka tawarkan bisa digantikan oleh produk serupa dari produsen lain yang masih bertahan di dalam pasar tersebut.
Bagi produsen baru, mereka tidak perlu memiliki sejumlah modal yang besar untuk dapat bergabung dan bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar. Asalkan produk yang ditawarkan memiliki harga yang terjangkau dan berkualitas baik serta dapat dipertanggungjawabkan.
Di dalam pasar persaingan monopolistik, produsen atau penjual cenderung tidak bisa mempermainkan harga di pasaran. Kecuali ada suatu konsensus yang dilakukan secara bersamaan dengan produsen lainnya.
Oleh karena itu, persaingan yang terjadi di dalam sistem pasar monopolistik lebih mengarah kepada desain, kualitas, marketing, dan kelebihan dari masing-masing produk.
Baca juga: Tambahan Anggaran Ditolak Sri Mulyani, Bahlil Mengaku Kesulitan Sempurnakan OSS
Penjual di pasar monopolistik dapat menyesuaikan harga produk mereka dalam batas tertentu. Tetapi penyesuaian ini dibatasi oleh persaingan dan kepekaan konsumen terhadap perbedaan produk.
Konsumen di pasar monopolistik memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang produk yang tersedia di pasar ini. Mereka dapat membandingkan produk-produk berdasarkan perbedaan yang ada.
Karena persaingan ketat dan banyaknya kompetitor, maka setiap produsen atau penjual dituntut untuk dapat terus memberikan sebuah inovasi terhadap produk yang mereka tawarkan.
Hal tersebut juga menyebabkan teknologi dapat berkembang dengan cepat untuk mengimbangi inovasi yang diinginkan oleh para produsen.
Saat sebuah produsen melakukan inovasi, makan hal itu akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan keuntungan normal saat menggunakan produk lama.
Baca juga: Kementan Optimis Panen Raya Tahun Depan Tak Molor
Dengan adanya pendapatan atau keuntungan yang meningkat, maka akan lebih mudah menarik produsen lain untuk melakukan inovasi serupa atau lebih baik lagi.
Oleh sebab itu, konsep inovasi dan juga teknologi tak akan pernah putus selama ada persaingan yang ketat antara produsen satu dan lainnya.
Ada banyak contoh pasar monopolistik yang bisa kita temui. Berikut adalah beberapa contoh pasar monopolistik dalam kehidupan sehari-hari:
Contoh pasar monopolistik pertama yaitu industri atau pabrik rokok seperti Djarum, Gudang Garam, Dji Sam Soe, dan lainnya, sama-sama memproduksi rokok. Tapi setiap perusahaan mempunyai ciri khasnya masing-masing.
Bahkan, harga yang dipatok oleh masing-masing perusahaan juga berbeda-beda. Tidak ada standar yang bisa menentukan bahwa harga dari produk tersebut harus sama atau seragam.
Selain itu, setiap perusahaan mempunyai kuasa untuk mempengaruhi pasar menggunakan produk yang dimiliki. Akan tetapi, mereka tidak bisa memberikan pengaruh harga kepada keseluruhan harga pasar ataupun harga yang ditetapkan oleh pesaingnya.
Kedua, contoh pasar monopolistik adalah industri otomotif. Industri otomotif memiliki berbagai merek yang menawarkan mobil dengan fitur, kualitas, dan harga yang berbeda.
Konsumen sering memilih mobil berdasarkan merek yang mereka percayai atau karakteristik tertentu yang mereka inginkan.
Baca juga: Industri Logistik Dikuasai Pemain Asing, Pengusaha Soroti Praktik Predatory Pricing
Contoh pasar monopolistik lainnya adalah industri fast food seperti McDonald's, Burger King, dan KFC. Meskipun ada banyak restoran cepat saji yang bersaing, setiap merek memiliki produk yang berbeda dan penggemar setia yang cenderung memilih merek tertentu berdasarkan preferensi pribadi.
Industri pakaian juga merupakan contoh pasar monopolistik. Industri pakaian memiliki berbagai merek yang menawarkan pakaian dengan gaya, merek, dan kualitas yang berbeda.
Misalnya, dalam pembelian pakaian, konsumen sering mempertimbangkan merek, gaya, dan citra merek sebelum memutuskan membeli.
Contoh pasar monopolistik lain yaitu pasar kosmetik dan perawatan kulit. Banyak merek yang menawarkan produk-produk dengan berbagai bahan, manfaat, dan kualitas yang berbeda. Konsumen sering memilih produk perawatan berdasarkan merek dan kualitas yang diharapkan.
Pasar elektronik seperti smartphone dan laptop memiliki banyak merek yang menawarkan produk dengan berbagai fitur dan harga. Konsumen sering memilih berdasarkan merek favorit atau fitur yang mereka butuhkan.
Pasar game video memiliki banyak pengembang dan perusahaan yang menawarkan permainan dengan tema, grafik, dan mekanika yang berbeda. Pemain sering memilih permainan berdasarkan preferensi mereka.
Baca juga: Laba Bersih PT Timah Tbk Anjlok 98,5 Persen Semester I-2023 Jadi Rp 16,2 Miliar
Berikut adalah beberapa kelebihan dari sistem pasar monopolistik:
Baca juga: Hasil Audit Dapen BUMN Belum Juga Keluar, Erick Thohir: Sabar, Masih Proses
Sedangkan kekurangan pasar monopolistik adalah sebagai berikut:
Demikian penjelasan singkat mengenai pengertian pasar monopolistik, ciri-ciri, contoh, kelebihan, dan kekurangannya.