Pengalaman penutupan beberapa bank di Amerika baru-baru ini (Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, Silvergate Bank dan First Republic Bank) layak dijadikan pelajaran berharga.
Kesamaan antara Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank adalah pasarnya sama-sama sangat segmented and captive.
SVB menguasai pasar start up dan tech company di Silicon Valley. Signature dan Silvergate menjadi bank untuk perusahaan crypto currency.
First Republic Bank (FRB) yang diselamatkan sebelas bank besar secara keroyokan dengan nominal 30 miliar dollar AS pun memiliki pasar sangat segmented, mayoritas kliennya adalah perusahaan (corporate client).
Jadi menjadikan koperasi sebagai pasar utama bukanlah pilihan potensial untuk mendirikan bank, apalagi bank BUMN. Secara perbankan, koperasi sebaiknya menjadi salah satu pasar saja dari pasar perbankan pada umumnya, seperti bank umum, bank daerah, dan BPR.
Pendeknya, wacana mendirikan bank koperasi dari BLU yang ada di Kementerian Koperasi dan UKM oleh Menteri Koperasi dan UKM, jika memang benar-benar serius, sebaiknya dipelajari secara matang, komprehensif dan mendalam dulu.
Pasalnya, dari berbagai pertimbangan di atas, rasanya tidak terlalu cocok BLU di Kementerian Koperasi dan UKM diubah menjadi bank koperasi. Selain tidak sesuai dengan niat awal dari BLU, perubahan tersebut juga tidak memiliki landasan komersial yang kuat.
Jalan terbaik sebenarnya adalah terus memperkuat kinerja BLU tersebut, di mana tugas utamanya secara keuangan adalah membuat koperasi-koperasi dan UMKM-UMKM menjadi "bankable".
Setelah koperasi dan UMKM mendapat status "bankable", maka biarkan perbankan konvensional yang akan melanjutkan misi untuk membuat mereka menjadi lebih besar dan tangguh.
Artinya, BLU tersebut harus fokus mendorong dan melahirkan koperasi dan UMKM baru yang "bankable", agar semakin banyak koperasi dan UMKM yang naik kelas dan berstatus "layak kredit" sebagaimana standar profesional yang diterapkan oleh perbankan konvensional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.