Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Kredit, BI Perkuat Insentif Likuiditas Bank

Kompas.com - 09/09/2023, 21:56 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

MANGGARAI BARAT, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mendorong penyaluran kredit agar terus meningkat sampai akhir tahun.

Direktur Kebijakan Makroprudensial BI Irman Robinson menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup baik.

"Pertumbuhan ekonomi bagus tentu akan mendorong permintaan kredit," kata Irman pada acara pelatihan wartawan BI di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/9/2023).

Baca juga: Bank Danamon Minta Nasabah Waspada Modus Penipuan Tunggakan Kartu Kredit

Ilustrasi kredit, kredit pemilikan rumah (KPR). SHUTTERSTOCK/STASIQUE Ilustrasi kredit, kredit pemilikan rumah (KPR).

Ia menambahkan, selain itu korporasi yang memiliki (cash buffer) besar di awal tahun lambat laun akan digunakan dan habis.

Dari sana, korporasi akan membutuhkan pembiayaan yang baru. Di sisi lain, terdapat sektor-sektor yang masih cukup positif pertumbuhannya.

Untuk itu, bank sentral berupaya mendorong sektor tersebut dengan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM).

Kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) bertujuan mendorong intermediasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca juga: BCA Expo 2023, Ada Promo Bunga 2,66 Persen untuk Kredit Kendaraan Bermotor

Adapun sektor yang menjadi sasaran insentif ini adalah sektor hilirisasi minerba, hilirisasi non minerba, pertanian, peternakan, perikanan, perumahan termasuk perumahan rakyat, dan pariwisata.

Selain itu, sektor lain yang juga disasar adalah UMKM, KUR, Ultra Mikro (UMi), serta sektor ekonomi hijau. Kebijakan insentif ini akan diimplementasikan mulai 1 Oktober 2023.

"Kami harapkan korporasi di sektor tersebut akan lebih mudah mendapatkan pembiayaan," imbuh dia.

Sebelumnya, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Solikin M Juhro mengungkapkan, langkah tersebut diharapkan mampu mendorong kapasitas pemberian kredit.

Baca juga: Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp 6.686 Triliun

"Dengan stimulus ini, kami bisa menambah lagi stimulus yang eksisting itu bisa mencapai Rp 50 triliun. Ini adalah peningkatan dari insentif itu. Ini akan memberikan ruang untuk pertumbuhan kredit lebih lanjut," ujar dia, dikutip dari tayangan Kompas TV.

Semula stimulus yang sudah ada yang bernilai sekitar Rp 108,4 triliun. Dengan begitu, pada akhirnya estimasi tambahan insentif likuiditas setelah KLM dapat mencapai sekitar Rp 158,6 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com