JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gudang Wilmar di Serang, Banten pada Selasa (12/09/2023).
Hal itu menyusul adanya dugaan praktik monopoli beras yang dilakukan Wilmar melalui unit bisnis usahanya PT Wilmar Padi Indonesia (WPI).
Dari hasil sidak tersebut, Arief mengakui pasokan GKP ke salah satu penggilingan besar ini mengalami jauh penurunan dan sangat terbatas hari ini. Stok GKP hanya 250 ton untuk giling beberapa hari ke depan.
Hal ini ditengarai karena siklus produksi saat ini berada di musim panen gadu, di mana produksi padi jauh lebih rendah dari panen raya.
Baca juga: Gelontorkan Beras SPHP di Pasar hingga Ritel, Pemerintah Optimistis Bisa Tekan Harga
Berdasarkan KSA BPS neraca produksi padi bulanan pada Agustus hingga Desember mengalami defisit. Ditambah lagi El Nino yang berpotensi berdampak pada produksi nasional.
Arief mengatakan, saat ini merupakan kesempatan besar untuk mengakselerasi produksi di tengah tantangan yang ada.
"Teman-teman penggilingan padi baik becil, besar, korporasi swasta juga mengalami penurunan pasokan Gabah Kering Panen (GKP). Saat ini tantangan yang sebenarnya bukan di penggilingan padi karena merupakan hal yang bagus dengan banyaknya penggilingan padi di Indonesia. Tantangan utamanya adalah bagaimana kita bersama-sama genjot produksi nasional,” ujar Arief dalam siaran persnya, dikutip Kamis (14/9/2023).
“Di samping itu, Bapanas mendorong adanya upaya pemerintah dalam melakukan revitalisasi alat di teman-teman penggilingan padi skala kecil, agar tidak kalah bersaing dan kualitas giling dapat menghasilkan beras berkualitas premium. Upgrade seperti ini penting untuk segera diwujudkan," sambung Arief.
Baca juga: Daftar 10 Provinsi Produsen Beras Terbesar di Indonesia
Sementara itu, General Manager Kawasan Industri Terpadu Wilmar Serang Tenang Sembiring membantah adanya monopoli beras. Perusahaannya saat ini hanya menyerap 2,5 persen dari keseluruhan produksi padi yang ada di wilayah Banten.
"Kami mulai produksi sejak Juni 2022. Selama Januari hingga Agustus 2023 jumlah gabah petani yang diserap ada sampai 69.000 ton. Sementara produksi gabah di Banten diperkirakan di angka 1,5 juta ton. Mengacu hal tersebut, persentase penyerapan gabah petani kami ada sekitar 2,5 persen," jelasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.