Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Adopsi Kendaraan Listrik, Luhut: Masa Kita Kalah, Kita Punya Barangnya Semua...

Kompas.com - 14/09/2023, 17:42 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan menyatakan, adopsi kendaraan listrik Indonesia masih kalah dengan negara-negara lain termasuk Thailand. Padahal Indonesia memiliki sumber daya alam yang menunjang ekosistem kendaraan listrik.

"Ini kalau Anda lihat, adopsi pasar tadi (kendaraan listrik) di China sudah 29 persen, Eropa 21 persen, Amerika 6 persen, Thailand sudah 4 persen, kita baru 1 persen," ujar Luhut dalam Seminar Nasional IKAXA, Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Hal itu memicu pemerintah untuk terus mendorong masyarakat agar beralih menggunakan kendaraan listrik dari kendaraan yang mengunakan bahan bakar minyak (BBM).

Baca juga: Luhut Sebut Polusi Udara di Jakarta Akan Membaik, Ini yang Dilakukannya

"Kita akan segera dorong ini (penjualan kendaraan listrik). Masa kita kalah sama orang lain. Kita punya barangnya semua. Kita punya nikel ore, punya litium baterai, kita enggak perlu impor ini," ungkap Luhut.

Menurut Luhut, Thailand memang pintar membuat kebijakan untuk menarik investor dari negara lain agar berinvestasi kendaraan listrik. Tak mau kalah, Pemerintah Indonesia pun melakukan hal serupa.

"Thailand itu membuat aturan yang cepat, yang orang bisa friendly masuk. Sekarang kita sudah buat (insentif dan regulasi EV). Alhamdulillah itu sudah dikerjakan Rachmat (Kaimuddin) deputi saya, sudah selesai," ucap Luhut.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya mengatakan, pemerintah akan menyiapkan insentif bagi para calon investor mobil listrik yang hendak masuk ke Tanah Air.

"Kami juga akan menyiapkan regulasi untuk memberikan insentif terhadap calon investor yang akan membawa investasi mobil listrik ke Indonesia," kata Agus, Senin (31/7/2023).

Agus menjelaskan, insentif yang akan diberikan berbentuk insentif fiskal, salah satunya berupa peniadaan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi produk kendaraan listrik.

Menurut dia, hal ini penting dilakukan agar Indonesia bisa kompetitif dibandingkan dengan negara-negara lain yang ingin menggenjot sektor kendaraan listrik.

Baca juga: 2030, Pemerintah Targetkan 80 Persen Komponen Kendaraan Listrik dari Dalam Negeri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com