Bergh akan mengundurkan diri sebagai CEO pada tahun depan. Ia mengatakan, warisan terbesarnya sebagai CEO adalah membuat perusahaan tidak berpuas diri dan membangun tim dengan merek yang legendaris ini.
“Saya hanyalah konduktor orkestra dan telah membangun tim yang luar biasa di sekitar saya,” terang dia.
Tidak semua upaya Bergh dalam memimpin Levi's berjalan mulus. Levi's memangkas prospek labanya pada tahun 2023 setelah melaporkan penurunan tajam dalam pendapatan dan penjualan yang lemah di Amerika Serikat, pasar terbesarnya.
Baca juga: Laba Levis Turun 63 Persen di Kuartal II 2019
Kini, Levi's memperkirakan penjualan akan tumbuh antara 1,5 hingga 2,5 persen pada tahun ini dibandingkan kisaran sebelumnya sebesar 1,5 hingga 3 persen.
Seperti banyak perusahaan pakaian jadi, Levi’s harus beradaptasi dengan perubahan preferensi konsumen, terutama meningkatnya permintaan akan pakaian yang nyaman dan longgar seiring para pekerja kembali ke kantor setelah pandemi.
Pada tahun 2021, Levi's mengakuisisi merek pakaian olahraga Beyond Yoga, sebuah langkah yang sebelumnya dikatakan Bergh akan membantu mengembangkan bisnis produk untuk perempuan.
Pada saat itu, dia mengatakan tujuannya adalah agar pakaian wanita menyumbang 50 persen dari bisnis Levi's.
Baca juga: Penjualan Melorot 62 Persen, Levis Bakal PHK 700 Pegawai
“Ini membuat saya gila melihat seorang perempuan masuk ke toko kami, membeli celana dalam kami dan kemudian keluar dan pergi ke toko pesaing yang tidak disebutkan namanya untuk membeli atasan,” kata Bergh.
Penjualan produk wanita menyumbang 35 persen dari pendapatan bersih Levi's pada semester pertama tahun ini.