Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Dampak Blockchain untuk Sektor Keuangan di Asia Tenggara?

Kompas.com - 29/09/2023, 12:49 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi blockchain, yang merupakan dasar dari aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum, telah menarik perhatian institusi keuangan global dan pemerintah di banyak negara.

Janji transparansi, keamanan, dan manajemen terdesentralisasi sangat relevan untuk Asia Tenggara, sebuah kawasan dengan ekonomi yang beragam, infrastruktur keuangan yang berbeda, dan populasi besar tanpa akses perbankan.

Asia Tenggara merupakan rumah bagi lebih dari 570 juta orang, di mana sekitar 70 persen masyarakat di kawasan itu tidak memiliki akses ke layanan keuangan. Model perbankan tradisional, meskipun kuat namun sering kali tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan populasi yang begitu besar.

Baca juga: Ragam Upaya Tumbuhkan Potensi Ekonomi Digital lewat Teknologi Blockchain

Ilustrasi blockchain, teknologi blockchain.SHUTTERSTOCK/DEEMERWHA STUDIO Ilustrasi blockchain, teknologi blockchain.

Kawasan Asia Tenggara memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat dan transformasi digital, menyajikan kesempatan unik untuk integrasi solusi blockchain.

Pertumbuhan ekonomi luar biasa wilayah ini ditunjukkan oleh data tahun 2022, di mana PDB total wilayah ASEAN yang terdiri dari 10 negara Asia Tenggara, mencapai sekitar 3,66 triliun dolar AS, meningkat secara signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan kinerja ekonomi yang kuat di wilayah ini, dengan PDB yang terus meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Selain itu, pada tahun 2021 Asia Tenggara muncul sebagai pasar yang sedang berkembang dengan lebih dari 400 juta pengguna internet dan ekonomi digital yang berkembang pesat.

Baca juga: Mengenal Smart Contract dalam Teknologi Blockchain

Tingkat penetrasi internet yang tinggi, melebihi 70 persen di semua negara kecuali Laos, Myanmar dan Timor-Leste, menandakan kesiapan wilayan Asia Tenggara untuk transformasi digital.

Ilustrasi blockchain, teknologi blockchain.SHUTTERSTOCK/TIMESTOPPER69 Ilustrasi blockchain, teknologi blockchain.

Konvergensi pertumbuhan ekonomi dan konektivitas digital ini memberikan basis yang subur bagi solusi inovatif seperti blockchain untuk meningkatkan sektor keuangan, membawa efisiensi, transparansi, dan keamanan yang lebih besar bagi bisnis dan konsumen.

Chung Ying Lai, Co-CEO startup penyedia solusi teknologi finansial berbasis blockchain D3 Labs, mengungkapkan strategi perusahaan untuk memperkenalkan jaringan perbankan berbasis blockchain di kawasan ASEAN.

"Keamanan, transparansi, dan interkoneksi membentuk masa depan perbankan. Rencana kami menguraikan sebuah rencana untuk merevolusi sektor perbankan ASEAN, mengintegrasikan blockchain di pusatnya. Kami percaya bahwa ini tidak hanya akan menyediakan keamanan dan efisiensi yang meningkat, tetapi juga mendorong inklusi keuangan yang lebih besar di seluruh kawasan," kata Ying dalam keterangannya, Jumat (29/9/2023).

Baca juga: Optimalisasi Transaksi Bisnis dengan Blockchain

Ying menjelaskan misi D3 Labs untuk mendirikan jaringan perbankan berbasis blockchain di kawasan Asia Tenggara. Berikut di antaranya:

Pertama, perbankan terdesentralisasi. D3 Labs melihat masa depan di mana sistem perbankan terpusat berkembang menjadi jaringan peer-to-peer yang lebih terdesentralisasi, menghasilkan pengurangan biaya dan peningkatan aksesibilitas.

Kedua, keamanan yang ditingkatkan. Ini dilakukan dengan memanfaatkan sifat yang tidak bisa diubah dari blockchain untuk mengurangi penipuan dan ancaman siber.

Ketiga, transaksi lintas batas. Ini dilakukan dengan mengoptimalkan transfer uang lintas batas, memotong waktu tunggu dan biaya, serta memungkinkan interaksi keuangan yang lancar.

Baca juga: Sunpride Terapkan Teknologi Blockchain di Produk Buah, Untuk Apa?

Keempat, inklusi keuangan. Ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan jangkauan universal blockchain untuk mengintegrasikan masyarakat yang tidak memiliki akses ke sistem perbankan ke dalam struktur ekonomi Asia Tenggara.

Mengakui pentingnya kolaborasi, D3 Labs memperluas kemitraan dengan bank, lembaga keuangan, dan badan regulator di wilayah Asia Tenggara. Melalui kolaborasi strategis ini, D3 Labs bercita-cita untuk menjadi pelopor adopsi perbankan berbasis blockchain.

"Kami berada di ambang revolusi keuangan di Asia Tenggara. Kolaborasi dapat melahirkan era perbankan yang berpusat pada pemberdayaan daripada keuntungan semata," jelas Ying.

Lebih lanjut, Ying juga memperkenalkan platform “SeaSeed”, saluran blockchain revolusioner yang dikembangkan bersama bank digital Indonesia. Didesain untuk transaksi mulai dari transfer domestik hingga akuisisi, merupakan bukti lahirnya inovasi.

Baca juga: Bikin Blockchain Produk Kopi di Metaverse, Telkom Gaet Startup Ini

D3 Labs menghadirkan Seaseed, produk unggulan yang dioptimalkan oleh para ahli teknologi dari Indonesia dan Singapura. Minimum Viable Product (MVP) pilotnya mengungkapkan penghematan biaya signifikan dan peningkatan operasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com