Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Bahaya Pinjol dan Pinpri, Ini Tips Menghindarinya

Kompas.com - 11/10/2023, 17:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika menghadapi kebutuhan finansial mendesak, seringkali langkah pertama yang dipertimbangkan adalah pinjaman. Namun, tanpa memiliki pendapatan yang pasti, tentu pinjaman akan memberatkan dan menjadi beban di kemudian hari.

Pinjaman pribadi atau pinpri belakangan ini sangat meresahkan. Selain masalah bunga tinggi, masalah yang paling dikhawatirkan adalah keamanan data debitur yang berpotensi tersebar mengingat kemudahan pencairan dana yang didapat.

Menurut Financial Planner Eko Endarto, pinpri memiliki perbedaan dengan pinjaman online (pinjol) karena pinpri lebih bersifat personal dimana yang memberikan fasilitas pinjaman, menerapkan aturan yang bergantung pada peminjam dan pemberi pinjaman.

Sedangkan pinjol, memiliki perusahaan yang memberikan pinjaman dengan standar yang sama kepada setiap orang. Tingkat kepercayaan dalam pinpri juga bervariasi antar individu.

Baca juga: OJK: Bunganya Tinggi, Praktik Pinjaman Pribadi Lebih Mencekik Dibanding Lintah Darat

Ada beberapa risiko dalam pinpri, terutama dalam penggunaan data pribadi. Oleh karena itu, penting untuk tidak terjebak dalam pinpri. Banyak orang yang terjerumus bukan karena kurang pendidikan, tetapi karena mereka berani berspekulasi.

Sebagai contoh, ada pengalaman ketika mereka berutang dan tidak dapat membayar pinjol, maka pinjol hanya menagih tetapi tidak melakukan tindakan hukum karena tidak ada jaminan.

"Namun, dalam pinpri, ini menjadi masalah, karena ada jaminan dan data yang diberikan, sehingga menjadi risiko yang lebih besar," kata Eko saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Temuan Masyarakat Pakai Pinjol untuk Judi Online, OJK: Harus Diberantas

Eko mengatakan, hal sederhana untuk menghindari terjerumus dalam pinpri adalah dengan cara tidak berutang. Dengan tidak berutang, kamu tidak akan terjebak dalam kewajiban pembayaran yang tidak dapat dipenuhi.

Di sisi lain, untuk menghindari utang, tentu harus pintar-pintar membedakan mana yang kebutuhan mana yang keinginan.

Eko mengatakan, kebutuhan adalah sesuatu yang tidak dapat ditunda atau diganti, artinya ketika kebutuhan muncul, kita tidak dapat menggantinya atau mengubahnya.

Baca juga: Perbankan Blokir 1.700 Rekening terkait Judi Online

Contohnya, membayar biaya sekolah anak yang tidak dapat diganti atau diubah. Sementara keinginan dapat dihindari atau diganti, misalnya makan di restoran, dimana waktu bisa ditunda, dan restoran bisa dipilih yang sesuai budget.

"Sebagian orang sering memprioritaskan keinginan sebelum kebutuhan. Ketika kebutuhan muncul, mereka hanya bisa mengambil uang dari tabungan mereka. Jika uang tidak cukup, mereka akan mencari pinjaman, baik dari pinjol atau pinpri," ungkapnya.

Pinjol dan pinpri memang menawarkan kemudahan dalam pengajuan. Namun, tentu ada konsekuensi dibalik kemudahan itu.

"Jika membutuhkan uang tanpa menggunakan pinpri atau pinjol, saya sarankan untuk menjual aset yang tidak digunakan lagi. Terkadang, mereka terpengaruh oleh FOMO (Fear of Missing Out) untuk membeli baju baru. Di sisi lain, akan lebih baik menjual aset yang dimiliki untuk mengurangi potensi berutang," lanjut dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com