Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsorsium Korsel Disebut Akan Garap dan Danai LRT Bali, Kemenhub: Baru Tahap Pra-FS

Kompas.com - 24/10/2023, 14:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsorsium dari Korea Selatan dikabarkan telah menandatangani kontrak studi kelayakan (feasible study/FS) untuk proyek kereta ringan LRT Bali pada 18 Oktober 2023.

Mengutip news1.kr, kontrak ini dimenangkan oleh Korea Railroad Corporation dengan membentuk konsorsium bersama KRC Co., Ltd., Saman Co., Ltd., dan Dongmyeong Co., Ltd.

Melalui kontrak ini, konsorsium berencana melakukan studi kelayakan bisnis pada ruas yang menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali ke kawasan wisata Kuta sepanjang 5,3 kilometer dengan 4 stasiun pemberhentian.

Baca juga: Proyek LRT Bali Ditargetkan Mulai 2024, Korsel hingga Jepang Minat Jadi Investor

Adapun jangka waktu studi kelayakan akan dilakukan selama 10 bulan setelah penandatanganan kontrak, yaitu Oktober 2023 sampai Agustus 2024.

Setelah studi kelayakan selesai, proyek akan dikerjakan dengan dukungan Dana Kerjasama Ekonomi (EDCF) dan Dana Promosi Kerjasama Ekonomi (EDPF) melalui perjanjian pinjaman antara kedua pemerintah.

Lalu apakah ini artinya proyek LRT Bali bakal digarap dan didanai oleh konsorsium dari Korea Selatan?

Baca juga: Studi Kelayakan LRT Bali Ditarget Rampung Akhir Tahun

Saat dikonfirmasi, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan, konsorsium Korea Selatan tersebut saat ini baru sampai di tahap pra-FS.

Dengan demikian masih belum dapat dipastikan apakah konsorsium tersebut yang akan melakukan pembangunan proyek LRT Bali.

Adita juga masih belum dapat memastikan pendanaan proyek LRT Bali berasal dari Korea Selatan, lantaran sampai saat ini masih dibicarakan.

"Konsorsium Korea baru melakukan pra FS, sebagai pemrakarsa. Namun prosesnya tetap akan melalui tahapan lelang. Skema pendanaan pun masih dalam pembahasan," ujarnya kepada Kompas, Selasa (24/10/2023).

Baca juga: Luhut Targetkan LRT Bali Dibangun Awal Tahun 2024

 


Sebagai informasi, LRT Bali nantinya akan menelan anggaran sebesar 671 juta dollar AS atau Rp 10 triliun, dengan panjang lintasan 9,46 kilometer dari Bandara Ngurah Rai hingga Seminyak dengan empat pemberhentian.

Proyek LRT ini mulai digodok Pemerintah Provinsi Bali sejak 2020 dan ditargetkan tahap studi kelayakan selesai pada 2023 dan dapat mulai beroperasi pada 2027.

Pada November 2022, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa sebelumnya memaparkan tahapan yang akan dijalankan, seperti usulan untuk masuk dalam blue book Bappenas.

Kemudian, nantinya dilanjutkan dengan proses studi kelayakan oleh pihak Korea National Railway (KNR) bersama Pemprov Bali.

Saat itu memang proyek transportasi massal di Pulau Dewata ini masih dalam tahap pra kajian kelayakan (pra FS).

Baca juga: Update Rencana LRT Bali, Kemungkinan Dibangun di Bawah Tanah, Biaya Bisa Bengkak 3 Kali Lipat

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com