Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Menimbang Visi Misi Koperasi Anies, Ganjar, dan Prabowo

Kompas.com - 29/10/2023, 08:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Secara paradigmatik dengan tidak memasukkan ke kamar khusus, artinya koperasi dapat masuk ke semua sektor. Hal itu dapat menjadi keuntungan besar bagi gerakan koperasi Indonesia.

Program

Prabowo, seperti di atas, tidak punya visi pengembangan yang relevan untuk dielaborasi. Dapat disimpulkan, pasangan ini tak punya agenda strategis lima tahun mendatang.

Sedangkan Anies, meski anakronistik pada misinya, namun kantongi beberapa agenda konkret.

Untuk membangun koperasi mendatang, Anies kembangkan ekosistem usaha. Hal itu dilakukan melalui: pemberian kemudahan pendirian dan izin, fasilitasi akses pasar, kemitraan dan rantai pasok serta peningkatan kapasitas teknis.

Kemudian tak ketinggalan adalah peningkatan akses pendanaan, digitalisasi dan penguatan kelembagaan serta regulasi.

Tak beda dengan itu, Ganjar miliki beberapa langkah seperti: meningkatkan rasio kredit minimal 35 persen bagi koperasi dan UKM, peningkatan akses pasar dan kemitraan serta digitalisasi.

Lalu yang menarik adalah peningkatan alokasi belanja barang/jasa Pemerintah Pusat dan Daerah sampai 50 persen bagi koperasi dan UKM.

Langkah Anies dan Ganjar punya kemiripan, mungkin karena sama-sama pernah jabat Kepala Daerah. Sehingga keduanya paham betul program apa yang dibutuhkan koperasi.

Menimbang

Dari ketiga pasangan di atas, bila kita buat rangking, dari terendah sampai tertinggi yakni: Prabowo, Anies, dan Ganjar.

Prabowo bahkan bisa dikatakan gagal merumuskan visi pembangunan koperasi mendatang.

Kemudian Anies cukup komprehensif terkait misi sampai rancangan program yang relevan. Kurangnya, Anies tak sematkan indikator kuantitatif seperti Ganjar.

Selain itu, dengan lekatkan koperasi pada tiga sektor, kebijakan perkoperasian Anies akan terperangkap pada silo-silo sektoral kementerian/lembaga.

Ganjar bisa kita lihat tertinggi rangkingnya. Pertama, paradigma pengembangan koperasi Ganjar memiliki implikasi besar, di mana koperasi masuk dalam koridor pembangunan ekonomi, bukan pembangunan sosial. Artinya koperasi direkognisi setara pelaku usaha lain.

Kedua, Ganjar lebih unggul karena berani memberi indikator kuantitatif. Hal itu bagus bagi rakyat, atau sekurang-kurangnya gerakan koperasi, untuk kemudian hari dapat tuntut janjinya dengan mudah.

Sebelum itu, syarat pertama di antara Anies atau Ganjar, siapa yang bakal terpilih menjadi Presiden mendatang. Namun bila Prabowo, maka sulit bagi kita menuntutnya.

Jadi bila Anda Pengurus, Pengawas, Manajer, anggota atau aktivis koperasi, sekarang harusnya sudah bisa tentukan siapa yang akan dipilih 14 Februari 2024 mendatang, kan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com