Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda Banten
Perkumpulan Alumni Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Perkumpulan alumni dan awardee beasiswa LPDP di Provinsi Banten. Kolaborasi cerdas menuju Indonesia emas 2045.

"Over-Consumption": Efek "Social-Commerce" yang Terabaikan

Kompas.com - 31/10/2023, 14:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain dipromosikan langsung oleh official account dari produk tersebut, promosi juga dilakukan para influencer. Kebanyakan influencer di berbagai media sosial menjadikan promosi dan endorsement sebagai bagian dari internet presence-nya.

Banyak orang yang membeli barang tertentu karena mereka terpengaruh promosi semacam ini.

Studi di Virovitiva College Kroasia tahun 2019 menyimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara endorsement influencer dan persepsi konsumen terhadap produk, sehingga memotivasi konsumen untuk mengambil keputusan lebih cepat saat membeli.

Dalam perkembangannya, promosi online di media sosial melahirkan tren dan tagar di linimasa yang secara spesifik berhubungan dengan promosi barang, seperti tagar #racunTikTok atau #racunShopee.

Pada dasarnya, tagar tersebut merupakan strategi bisnis dari platform dan penggunanya, baik untuk promosi maupun mempertegas serta memperluas kehadiran mereka di dunia maya.

Di negara lain, fenomena serupa terjadi dengan perbedaan pada istilah yang digunakan. Istilah yang populer digunakan di antaranya “TikTok made me buy it” dan “Amazon Finds”.

Sebagai konteks, influencer menggunakan premis bahwa review yang dilakukan terhadap suatu barang adalah efek dari apa yang dilihat di TikTok, sehingga mereka menyatakan bahwa Tiktok membuat mereka membeli barang itu.

Dalam prosesnya, mereka semakin mempopulerkan tagar “Tiktok made me buy it”. “Amazon Finds” merupakan tren dengan pola senada.

Influencer pengguna tagar ini menyatakan bahwa barang yang di-review adalah temuan mereka di platform e-commerce Amazon dan mereka memperlihatkan fungsi dan spesifikasinya di video yang diunggah.

Apa yang dijual oleh Tagar?

Dalam proses riset untuk tulisan ini, penulis mengeksplorasi video dengan tagar-tagar di atas dan menemukan bahwa banyak dari barang yang dipromosikan adalah barang yang kurang esensial dan fungsinya dapat digantikan dengan mudah oleh barang lain.

Sebagai contoh konkret, produk yang langsung menarik perhatian penulis adalah vacuum cleaner mini untuk keyboard komputer.

Penulis tidak akan membeli produk ini. Bahkan sebelum melihat video review vacuum cleaner mini itu, penulis tidak tahu bahwa barang itu ada.

Apakah penulis, seperti orang kebanyakan, benar-benar membutuhkannya? Tidak. Mungkin akan berguna bagi segelintir orang yang bekerja memperbaiki komputer atau laptop.

Namun untuk sehari-hari, fungsinya bisa dengan mudah digantikan sikat kecil yang dibeli sepaket dengan cairan pembersih monitor.

Barang tidak esensial seperti ini sangat banyak ragam dan jenisnya. Ada sedotan yang bisa dipakai seperti kaca mata, alat untuk memegang burger agar tidak ambyar, bahkan kotak dengan saklar on off dan berisi boneka kecil yang akan mematikan saklar ketika dinyalakan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com