Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Ini Cerita Mama Sariat Tole, Seniman Kain Tenun Ikat Alor Berkualitas Ekspor

Kompas.com - 01/11/2023, 11:37 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Prestasinya yang mengesankan tersebut membuat karyanya itu tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

Baca juga: Hugo Inovasi, UKM Gula Kelapa Binaan LPEI Sukses Ekspor ke 10 Negara

Atas hal tersebut, ia telah diundang untuk memamerkan karyanya di 13 negara, termasuk Jepang dan Belanda. Mama Sariat telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan budaya tenun ikat Alor.

Harta berharga seni tenun ikat Alor

Saat ini, Mama Sariat telah menjalani peran baru. Ia tidak hanya menenun, tetapi juga berbagi pengetahuannya kepada penenun lain, termasuk generasi muda.

Mama Sariat Tole adalah contoh nyata dari seorang pelestari budaya yang berdedikasi sekaligus seniman yang membawa kehidupan ke dalam karya seni tangan yang luar biasa.

Hal itu diamini Eksekutif Divisi Jasa Konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Anggi Kurniawan.

Baca juga: Potensi Ekspor Vanili Indonesia Kian Menjanjikan, Ini Paparan LPEI

Anggi mengungkapkan, Mama Sariat adalah harta berharga bagi dunia seni tenun ikat Alor dan NTT.

Dengan kualitas dan pewarna alami yang luar biasa, serta semangatnya dalam membagikan pengetahuan, Mama Sariat patut diapresiasi.

Oleh karena itu, lanjut Anggi, LPEI melibatkan Mama Sariat sebagai mentor untuk mendampingi penenun-penenun di Pulau Alor dan sekitarnya dalam penggunaan pewarna dan benang alami.

“(Berkat pendampingan Mama Sariat), para penenun dapat menghasilkan kain tenun yang lebih berkualitas dan lebih halus," kata Anggi.

Baca juga: Jalin Kerja Sama, SMI dan LPEI Terbitkan Bank Garansi

Mengusung semangat kolaborasi #KemenkeuSatu, LPEI, PT SMI, dan Pemerintah Daerah (Pemda) NTT, memberikan pendampingan serta pelatihan kepada klaster Desa Devisa Tenun.

Untuk diketahui, Desa Devisa Tenun terdiri dari 495 orang penenun itu sebagian besar adalah perempuan di 22 desa di NTT.

Adapun LPEI/Indonesia Eximbank bersama stakeholder terkait berperan sebagai inkubator dan akselerator ekspor untuk klaster tenun NTT.

Anggi mengatakan, kolaborasi tersebut menciptakan sinergi antara pelestari budaya dan upaya memajukan ekonomi NTT.

“LPEI membantu para penenun NTT untuk memperluas akses pasar ekspor produk tenun dan mempromosikan budaya Indonesia ke mancanegara. LPEI memberikan pelatihan pengembangan produk, penguatan manajemen usaha, pendampingan peningkatan kapasitas produksi, dan memperluas akses pasar," kata Anggi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com