Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Tukar Ringgit Malaysia Anjlok ke Level Terendah sejak 1998

Kompas.com - 02/11/2023, 13:19 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mata uang ringgit Malaysia anjlok ke level terendah sejak krisis keuangan Asia 1998.

Faktor utama dari turunnya nilai tukar ringgit adalah karena mata uang tersebut terbebani oleh penguatan dollar AS dan perbedaan suku bunga yang lebar dengan Amerika Serikat.

Pada Oktober 2023, nilai tukar ringgit tercatat pada posisi 4,7635 per dollar AS. Itu merupakan yang terlemah sejak 1998.

Baca juga: Imbas Dollar AS Menguat, Chatib Basri: Pelemahan Rupiah Tak Sebesar Ringgit, RI Perlu Subsidi Harga Pangan

Ilustrasi mata uang ringgit Malaysia.SHUTTERSTOCK/CHRISTIANTO Ilustrasi mata uang ringgit Malaysia.

Sepanjang tahun ini, ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia setelah yen.

Faktor pelemahan ringgit terbaru terjadi ketika dollar AS menguat karena dorongan permintaan safe haven di tengah kekhawatiran konflik Israel-Hamas.

Di sisi lain, Malaysia juga mencatat penurunan ekspor selama enam bulan berturut-turut pada Agustus 2023. Perlambatan ekonomi China sebagai mitra dagang terbesarnya menjadi faktor utama.

Belum lagi, keputusan Bank Negara Malaysia (BNM) untuk menghentikan kenaikan suku bunga sejak bulan Juli juga menambah hambatan bagi mata uang ringgit karena bank sentral global terdengar hawkish.

Baca juga: Chatib Basri: Depresiasi Rupiah Hanya 2 Persen, Lebih Rendah dari Ringgit Malaysia

Kepala ekonomi dan strategi Mizuho Bank Ltd Singapura Vishnu Varathan menjelaskan, kinerja ringgit yang buruk disebabkan oleh selisih suku bunga riil yang menjadi tidak menguntungkan.

Hal itu terutama karena pembatalan subsidi berdampak pada inflasi dan menunjukkan tingkat suku bunga kebijakan riil yang lebih lemah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com