Katarina mengungkapkan, investor dengan profil risiko yang agresif dan jangka panjang juga perlu melakukan diversifikasi ke pasar saham.
"Sayang kalau tidak memanfaatkan kesempatan, valuasi di pasar saham saat ini sedang sangat baik, di bawah rata-rata valuasi 10 tahun, jauh di bawahnya," ungkap dia.
Baca juga: Tips Terhindar dari Tawaran Investasi Bodong
Menurut Katarina, strategi diversifikasi adalah cara yang paling tepat menghadapi pemilu dan tahun politik saat ini. Investor dapat melakukan diversifikasi sesuai dengan profil risiko, tujuan investasi, dan horison investasinya.
Tak cukup melakukan diversifikasi pada kelas aset, investor juga dapat mempertimbangkan untuk melirik investasi dalam mata uang asing.
Sebagai contoh, investor yang sedang mempersiapkan kuliah di luar negeri untuk anaknya dapat masuk ke investasi reksadana dalam dollar AS.
Diversifikasi juga dapat dilakukan dalam cakupan geografis untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal.
Baca juga: Simak Saran OJK untuk Anak Muda yang Ingin Investasi
"Jadi kita bisa mendapat keuntungan dari membaiknya makro dan kemudian sektor unggulan di negara lain. Munngkin alau hanya fokus pada satu negara saja belum terlalu optimal (imbal hasilnya)," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.