Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kenaikan Suku Bunga BI ke Minat Investasi

Kompas.com - 26/10/2023, 15:12 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) baru-baru ini telah memberikan dampak pada minat investasi di pasar modal Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, di Jakarta, Kamis (26/10/2023).

“Kita baru saja melihat adanya kenaikan suku bunga acuan BI ke level 6 persen, ini memberikan dampak minat investor untuk berinvestasi di pasar modal," ujarnya 

"Tentu (dampak kenaikan suku bunga BI) ini ada sedikit koreksi, di mana per 23 Oktober IHSG terkoreksi, tercatat 6.741,96 atau turun sebesar 1,6 persen year to date. Market cap mengalami tekanan juga saat itu, dan tercatat sebesar Rp 10.445 triliun,” sambung Inarno.

Baca juga: Suku Bunga BI Naik, Bank Mandiri Masih Yakin Target Kredit Tercapai

Menurut Inarno, pasar modal Indonesia masih menunjukkan volatilitasnya di tengah perkembangan ekonomi global dan regional yang bergerak dinamis. Meski demikian, hingga 17 Oktober 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh sebesar 1,3 persen (ytd), dengan market cap mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar Rp 10.670 triliun atau meningkat 12,4 persen ytd.

Pada akhir September lalu, IHSG bahkan berhasil menembus level psikologis 7.000 dan pada saat itu market cap juga mencapai rekor tertinggi. Namun, kenaikan suku bunga BI ke level 6 persen memberikan dampak koreksi pada pasar modal.

Sementara itu, aktivitas penghimpunan dana di pasar modal menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Hingga 20 Oktober 2023, OJK menerbitkan pernyataan efektif atas pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum, baik saham maupun efek bersifat utang atau sukuk (EBUS) sebanyak 177 emisi dengan total penghimpunan dana mencapai Rp 204 triliun.

Baca juga: Apa itu Suku Bunga Acuan yang Diatur Bank Sentral?

Dalam aktivitas penawaran umum tersebut, terdapat 67 emiten baru, di mana 65 merupakan emiten saham dan 2 emiten lainnya merupakan EBUS.

“Penghimpunan pasar di 2023 melebihi Rp 200 triliun dan ini Alhamdulilah merupakan berkat dari kita semua. Kita tahun ini menargetkan Rp 200 triliun, dan syukur Alhamdulilah belum sampai akhir tahun sudah mencapai Rp 200 triliun,” tambahnya.

Pertumbuhan jumlah emiten juga didukung oleh pertumbuhan jumlah investor. Hingga 19 Oktober 2023, jumlah investor mencapai 11,8 juta investor atau meningkat 4 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Mayoritas investor masih didominasi oleh investor milenial dan generasi Z, dengan persentase sebesar 57 persen dari total investor.

Baca juga: Kenaikan Suku Bunga BI Dinilai Bisa Tahan Pelemahan Rupiah

Untuk menjaga stabilitas pasar modal dan mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia, OJK terus menjalin sinergi dan kerja sama yang kuat dengan stakeholder terkait. OJK juga berkomitmen untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum.

Langkah ini diambil dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor, memperluas variasi produk, dan perlindungan investor.

OJK bersama dengan lembaga SRO terus memberikan pemahaman dan perlindungan kepada investor melalui berbagai ajang, seperti Capital Market Summit & Expo 2023 yang diselenggarakan dalam rangka bulan inklusi keuangan dan world investor week. Melalui ajang tersebut, Inarno berharap para investor dalam lebih cermat dalam mengambil keputussan investasinya.

Baca juga: Suku Bunga BI Jadi 6 Persen, Ekonom: Harapannya Modal Asing Masuk, Rupiah Kuat

“Kami mengimbau agar investor mewaspadai keputusan dan risiko investasi yang diambil agar dapat menghindari kerugian dan memaksimalkan potensi keuntungan,” tegas dia.

Pemantauan terhadap kondisi perekonomian dan pasar modal Indonesia juga akan terus dilakukan oleh OJK. Jika diperlukan, OJK akan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Inarno berharap pasar modal Indonesia tetap tumbuh stabil dan berkelanjutan di tengah tantangan global.

Baca juga: Strategi Perusahaan Bertahan di Era Suku Bunga Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com