JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat laba bersih konsolidasi perusahaan pelat merah mencapai Rp 183,9 triliun di sepanjang semester I-2023. Kinerja itu naik 12,9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, laba bersih BUMN tersebut bersumber dari peningkatan pendapatan usaha yang mencapai Rp 1.389 triliun pada semester I-2023, naik 2,2 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
"Seiring dengan pemulihan ekonomi, kinerja BUMN juga terus meningkat secara signifikan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (26/10/2023).
Baca juga: Erick Thohir Targetkan 88 Proyek Strategis BUMN Rampung di 2024
Pada tahun 2019, laba bersih BUMN sebesar Rp 124,99 triliun, namun menurun di 2020 akibat pandemi Covid-19 menjadi sebesar Rp 13,29 triliun. Lalu di 2021, terjadi perbaikan dengan BUMN membukukan laba bersih sebesar Rp 124,71 triliun.
Pada tahun 2022, laba bersih BUMN pun naik mencapai Rp 309 triliun atau naik 147,8 persen dari tahun sebelumnya. Kinerja di 2022 itu pun menjadi capaian tertinggi BUMN hingga saat ini.
Dari sisi pendapatan, pada 2021 BUMN mencapai Rp 2.292 triliun. Kemudian naik menjadi Rp 2.916 triliun pada tahun 2022, atau naik 27,2 persen dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Wamen BUMN Buka Suara Soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung Disebut Baru Bisa Balik Modal 139 Tahun
Seiring dengan kinerja laba dan pendapatan, ekuitas seluruh BUMN pun menjadi sebesar Rp 3.101 triliun pada 2022 atau tumbuh 11,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2.778 triliun.
"Mayoritas BUMN juga sudah jauh meninggalkan zona dominasi utang dalam pengelolaan keuangannya, atau sehat. BUMN telah menurunkan tingkat utang dibanding investasi tertanam dari 36,2 persen pada 2021, menjadi 34,9 persen pada 2022," ungkap Erick.