Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Bersih BUMN Capai Rp 183,9 Triliun pada Semester I 2023

Kompas.com - 26/10/2023, 15:01 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat laba bersih konsolidasi perusahaan pelat merah mencapai Rp 183,9 triliun di sepanjang semester I-2023. Kinerja itu naik 12,9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, laba bersih BUMN tersebut bersumber dari peningkatan pendapatan usaha yang mencapai Rp 1.389 triliun pada semester I-2023, naik 2,2 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

"Seiring dengan pemulihan ekonomi, kinerja BUMN juga terus meningkat secara signifikan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (26/10/2023).

Baca juga: Erick Thohir Targetkan 88 Proyek Strategis BUMN Rampung di 2024

Menteri BUMN Erick Thohir di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (3/10/2023).KOMPAS.com/Rahel Menteri BUMN Erick Thohir di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Erick menuturkan, transformasi yang dilakukan di berbagai lini telah mendorong pertumbuhan pada perusahaan milik negara tersebut. Kinerja laba bersih dan pendapatan BUMN menunjukkan tren positif selama 4 tahun terakhir.

Pada tahun 2019, laba bersih BUMN sebesar Rp 124,99 triliun, namun menurun di 2020 akibat pandemi Covid-19 menjadi sebesar Rp 13,29 triliun. Lalu di 2021, terjadi perbaikan dengan BUMN membukukan laba bersih sebesar Rp 124,71 triliun.

Pada tahun 2022, laba bersih BUMN pun naik mencapai Rp 309 triliun atau naik 147,8 persen dari tahun sebelumnya. Kinerja di 2022 itu pun menjadi capaian tertinggi BUMN hingga saat ini.

Dari sisi pendapatan, pada 2021 BUMN mencapai Rp 2.292 triliun. Kemudian naik menjadi Rp 2.916 triliun pada tahun 2022, atau naik 27,2 persen dari tahun sebelumnya.

Baca juga: Wamen BUMN Buka Suara Soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung Disebut Baru Bisa Balik Modal 139 Tahun

Seiring dengan kinerja laba dan pendapatan, ekuitas seluruh BUMN pun menjadi sebesar Rp 3.101 triliun pada 2022 atau tumbuh 11,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2.778 triliun.

"Mayoritas BUMN juga sudah jauh meninggalkan zona dominasi utang dalam pengelolaan keuangannya, atau sehat. BUMN telah menurunkan tingkat utang dibanding investasi tertanam dari 36,2 persen pada 2021, menjadi 34,9 persen pada 2022," ungkap Erick.

Aset BUMN juga tumbuh dari Rp 8.978 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 9.789 triliun pada tahun 2022. Lalu menjadi sebesar Rp 9.842 triliun di semester I-2023, naik 3,9 persen dibandingkan nilai aset tahun sebelumnya.

Erick menilai, kondisi perusahaan pelat merah kini semakin membaik. Ia pun meyakini BUMN mampu menyetorkan dividen Rp 80,6 triliun dari kinerja di tahun ini.

Baca juga: Holding BUMN Jasa Survei Dorong Peningkatan TKDN

"Angka itu lebih tinggi dari tahun sebelumnya (2022) sebesar Rp 80,2 triliun. Dan menjadi yang terbesar dalam sepanjang sejarah Kementerian BUMN,” tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com