3. Pendekatan socio-cultural
Kelompok tani madu Kokolomboi turut melibatkan petani madu di luar Kawasan untuk memenuhi permintaan pasar, hingga saat ini sebanyak 245 anggota telah terafiliasi dengan kemampuan produksi sebesar 8.400 liter per tahun.
Labi Mopok, penggerak kelompok budidaya madu mengatakan, jika sebelumya sumber pendapatan utama masyarakat berasal dari hasil pertanian (kacang dan ubi), berkat adanya program pengembangan masyarakat yang dijalankan oleh Perusahaan dan Pemerintah Daerah ini, kini masyarakat memiliki diversifikasi sumber pendapatan berupa budidaya lebah madu dan jasa wisata.
"Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya tunggal dan membuat mereka lebih tangguh terhadap perubahan ekonomi atau alam yang tak terduga,” ujar Labi Mopok.
Ia menambahkan, berdasarkan data kunjungan yang dikelola oleh Pengelola Taman Kehati Kokolomboi tercatat sebanyak 453 wisatawan domestik dan lebih dari 60 wisatawan mancanegara dari 22 negara.
Kunjungan ini memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat sekitar sebagai penyedia jasa lingkungan dengan ketentuan tamu domestik sebesar Rp 60.000 per orang per hari dan tamu asing Rp 200.000 per orang per hari.
Field Manager PEP DMF Ridwan Kiay Demak mengatakan, program Kokolomboi Lestari ini tidak hanya menghasilkan perbaikan ekonomi yang menjadikan masyarakat lebih mandiri dan berdaya, namun yang terpenting adalah transformasi perilaku kelompok binaan menjadi pejuang lingkungan.
Selain manfaat ekonomi, program ini telah memberikan dampak perbaikan terhadap lingkungan melalui restorasi lahan sebesar 4 hektar serta pemulihan ekosistem dengan penanaman 2.500 bibit flora endemik yang sekaligus dapat menjadi pengkayaan pakan untuk satwa endemik.
"Perbaikan lingkungan juga ditunjukkan dengan adanya peningkatan satwa endemik Tarsius Peleng dari sebelumnya 17 ekor menjadi 46 ekor dan peningkatan Gagak Banggai dari 1 ekor menjadi 8 ekor," kata Ridwan.
Sebagai tamabahan informasi, Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua yang terdiri dari asset offshore dan onshore.
Selain itu, terdapat 1 aset downstream yaitu Donggi Senoro LNG. Wilayah kerja di bawah Regional Indonesia Timur yaitu Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Kepala Burung, Babar Selaru, Semai).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.