Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi RI Meleset dari Target, Ini Respons Sri Mulyani

Kompas.com - 06/11/2023, 18:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III-2023. Realisasi ini lebih rendah dibanding proyeksi pemerintah, yakni sebesar 5,1 persen secara yoy.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, angka realisasi pertumbuhan ekonomi yang diumumkan BPS lebih rendah dibanding dengan outlook yang kerap disampaikan oleh kementeriannya.

"Tentu kita melihat dari sisi 4,94 persen (pertumbuhan ekonomi) tadi kalau kita lihat dibandingkan dengan outlook yang selama ini biasanya Pak Febrio (Kepala BKF)," ujar dia, dalam konferensi pers, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (6/11/2023).

Baca juga: Membedah Sumber Pertumbuhan Ekonomi RI yang Tak Lagi 5 Persen

Konsumsi rumah tangga melambat

Menurutnya, angka pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah itu selaras dengan realisasi sumber pertumbuhan ekonomi utama, yakni konsumsi rumah tangga, yang lebih lambat dari prediksi pemerintah.

Dengan berbagai indikator yang menunjukan optimisme konsumer yang terjaga, pemerintah semula memproyeksi konsumsi rumah tangga dapat tumbuh lebih pesat.

Berdasarkan data BPS, konsumsi rumah tangga yang memiliki distribusi sebesar 52,62 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) tumbuh sebesar 5,06 persen secara tahunan pada kuartal III-2023.

Baca juga: Penyebab Ekonomi Indonesia Tumbuh di Bawah 5 Persen

 

Angka pertumbuhan ekonomi RI kuartal III-2023 ini memang lebih lambat dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 5,22 persen.

"Jadi kita melihat consumer confidence-nya tinggi, namun translation-nya kepada consumption itu ternyata tidak setinggi yang kita harapkan," kata dia.

"Ini perlu kita lihat pengaruhnya apa, apakah psikologis dengan kondisi El Nino, harga beras naik, dan berbagai faktor," sambung Sri Mulyani.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,94 Persen pada Kuartal III 2023

Konsumsi pemerintah dan pertumbuhan investasi

Selain itu, Sri Mulyani juga mengomentari konsumsi pemerintah yang terkontraksi sebesar 3,76 persen. Ia menjelaskan, secara historis belanja pemerintah yang lebih besar memang baru akan terjadi pada kuartal terakhir tahun.

"Kalau kita lihat dari alokasi belanja yang ada kita masih ada untuk triwulan terakhir jadi belanja yang ada di dalam APBN masih ada Rp 1.978 triliun," tuturnya.

Di tengah perlambatan dan kontraksi pertumbuhan itu, pemerintah menyoroti kinerja positif pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. Tercatat sumber pertumbuhan ekonomi meningkat 5,77 persen secara tahunan, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 4,63 persen secara tahunan.

Pertumbuhan investasi yang lebih pesat itu, dinilai merefleksikan kinerja positif industri manufaktur Tanah Air, yang selama beberapa bulan terakhir terus berada di level ekspansif.

"Ini mengkonfirmasi dengan industri manufaktur dan masuknya capital inflow, jadi ini masih sangat positive story dari Indonesia yang kita akan coba untuk jaga terus," ucap dia.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang meleset dari proyeksi, pemerintah masih berupaya untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen hingga akhir tahun 2023. Hal ini dilakukan melalui peluncuran paket kebijakan yang memuat beragam insentif dan bantuan sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

Whats New
Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com