Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Respons Menkominfo soal Rencana TikTok Buka "E-commerce" | QRIS Bisa Digunakan di Singapura

Kompas.com - 07/11/2023, 06:07 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Soal Rencana TikTok Ingin Buka "E-commerce", Ini Respons Kominfo

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi merespons soal rencana TikTok yang memberikan sinyal keras ingin membuka layanan dagangnya, yakni TikTok e-commerce.

Budi Arie menyatakan, Indonesia memiliki peraturan yang berlaku mengenai usaha digital.

Oleh sebab itu, kata dia, jika TikTok memang ingin membuka layanan e-commerce harus mengurus izin perusahaan entitas baru sebagai e-commerce.

“Kita ini Indonesia ini kan membuka kesempatan kepada siapa pun untuk berusaha selama mengikuti peraturan dan perundangan yang berlaku. Bahwa TikTok Shop ingin berbisnis (sebagai) e-commerce di Indonesia, ya kita persilakan asal terjadi pemisahan platform," ujarnya dalam siaran persnya, dikutip Senin (6/11/2023).

Selengkapnya simak di sini

2. QRIS Bisa Digunakan di Singapura mulai 17 November 2023

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo kembali mengingatkan, BI akan memperluas penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) ke Singapura mulai 17 November 2023.

Perry mengungkapkan, Singapura akan masuk menjadi daftar negara yang menjalin kerja sama penggunaan QRIS antarnegara dengan Indonesia, setelah Malaysia dan Thailand.

"Ini sebagai upaya memperkuat sistem pembayaran dalam dukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Implementasi QRIS diperluas ke Singapura pada 17 November 2023," terang Perry, Jumat (3/11/2023).

Baca selengkapnya di sini

3. Koperasi Soko Guru Ekonomi Jepang

Meskipun di dalam konstitusinya dianut ideologi kapitalisme (shihon shugi), selain demokrasi (minshu shugi), dan kebebasan (jiyu shugi), ekonomi koperasi telah sukses menjadi soko guru ekonomi nasional Jepang.

Statistik 2018 mencatat lebih dari setengah penduduk Jepang (65 juta orang) menjadi anggota koperasi; 37 persen rumah tangga memanfaatkan barang dan jasa dari koperasi konsumen, 25 persen populasi menjadi nasabah asuransi yang disediakan oleh koperasi.

Selain itu, 25 persen tabungan nasional disimpan di Bank Koperasi (Norinchukin Ginko), dan lebih dari 50 persen produk pertanian, perikanan dan perhutanan disalurkan melalui jaringan koperasi.

Kontribusi paling besar disumbang 75 persen oleh koperasi pertanian, perikanan dan perhutanan (Nokyo, Gyokyo, dan Shinrin kumiai); disusul 11 persen koperasi konsumen (Seikyo); 9 persen koperasi berbasis finansial; 3 persen koperasi pekerja dan pensiunan, serta 1 persen koperasi lainnya.

Simak selengkapnya di sini

4. Pembangunan IKN Butuh 9,5 Juta Ton Baja, Produk Asing Minggir Dulu

Chairman Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) sekaligus Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Purwono Widodo mengatakan, Ibu Kota Nusantara (IKN) membutuhkan 9,5 juta ton baja sampai selesai dibangun.

"IKN Nusantara tidak terlalu besar (kebutuhan bajanya) karena konstruksi. Paling 9,5 juta ton sampai akhir," kata Purwono dalam Press Conference IISIA Business Forum 2023 di Menara Kadin, Jakarta, Senin (6/11/2023).

Purwono mengatakan kebutuhan 9,5 juta ton baja untuk pembangunan IKN dilakukan dengan lima tahap setiap tahunnya.

Ia mengatakan produksi baja dalam negeri masih bisa memenuhi kebutuhan baja selama pembangunan IKN.

Selengkapnya baca di sini

5. Penyebab Ekonomi Indonesia Tumbuh di Bawah 5 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tumbuh 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III-2023.

Realisasi ini mengakhiri tren pertumbuhan di atas 5 persen selama 7 kuartal terakhir. Laju pertumbuhan ekonomi itu juga melambat dibanding kuartal sebelumnya. Tercatat pada kuartal II-2023, PDB RI tumbuh 5,17 persen secara tahunan.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, perlambatan pertumbuhan itu salah satunya disebabkan oleh faktor musiman. Berdasarkan data historis, laju pertumbuhan ekonomi kuartal III memang lebih lambat dari kuartal II.

"Hal ini memang sejalan dengan pola yang terjadi tahun-tahun sebelumnya di mana pertumbuhan ekonomi di triwulan III selalu lebih rendah dari triwulan II kecuali tahun 2020 ketika terjadi pandemi Covid 19," tutur dia, dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).

Simak selengkapnya di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com