Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Alokasikan Impor Beras 2 Juta Ton untuk Tahun Depan

Kompas.com - 08/11/2023, 21:12 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau biasa disapa Buwas mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowo) memutuskan untuk mengalokasikan impor beras sebanyak 2 juta ton untuk tahun 2024.

"Pak Presiden (Jokowi) mengalokasikan impor (Beras) kita. Mengalokasikan ya, bukan pasti. Mengalokasikan 2 juta ton untuk impor tahun depan," kata Buwas di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Buwas mengatakan, penambahan impor beras tersebut dilakukan mengingat program bantuan beras pemerintah yang masih dilanjutkan pada 2024.

Baca juga: Harga Beras, Jagung, Gula Tinggi, Bisa Bikin Harga Telur dan Ayam Ikut Naik

Ia menjelaskan, Bulog diperkirakan akan memiliki stok beras 1,2 juta ton di akhir 2023. Lalu, ada tambahan sebanyak 400.000 ton sehingga total menjadi 1,6 juta ton beras.

Namun, sebanyak 900.000 ton beras akan disalurkan untuk bantuan beras pemerintah. Dengan demikian, stok beras hanya tersisa 700.000 ton.

"Ada bantuan pangan lagi Pak Presiden sampai Juni itu (2024). Artinya kan ada 640 ribu ton lagi (yang tersalurkan), plus operasi pasar 3 bulan bisa 300 ribu ton karena belum panen ya?. Jadi lebih dari 900 ribu (yang tersalurkan) kan. Nah kalau tanpa suplai, (stok beras) kita minus," ujarnya.

Lebih lanjut, Buwas mengatakan, pemerintah tetap memerhatikan prediksi cuaca dan musim panen.

Ia mengatakan, apabila produksi dalam negeri tahun depan lebih besar, pemerintah akan mengutamakan produk dalam negeri.

"Kalau ternyata produksinya besar, ya kita utamakan dalam negeri dong. Itulah keberpihakan kita pada petani kita, jangan kita senang impor walaupun impornya harganya lebih murah," ucap dia.

Baca juga: Jokowi Minta Utang ke Bulog Rp 16 Triliun Dilunasi, Sri Mulyani: Kita Bayar Setelah Audit BPKP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com