Harga Batu Bara Terus Turun, PTBA Lakukan Strategi Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) saat ini tengah menghadapi penurunan harga batu bara di sepanjang tahun 2023.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrin mengatakan, penurunan harga batu bara menjadi tekanan pada kinerja perusahaan tahun ini.

“Perkembangan performance PTBA berbeda di tahun 2023 dengan 2022 dan 2021. Tahun 2023 perkembangan harga itu memang terkoreksi di dua hal yakni di ICE Newcastle Coal dan Indonesia Coal Price Index (ICI),” ujar Farida dalam Public Expose Live Senin (27/11/2023).

Baca juga: PTBA Optimistis Target Produksi Batu Bara Capai 41 Juta Ton

SHUTTERSTOCK/SMALL SMILES Ilustrasi batu bara, penambangan batu bara.

Farida mengungkapkan, pihaknya terus berupaya untuk menjaga kinerja kedepannya, meskipun pihaknya dihadapkan pada tantangan penurunan harga batu bara, yang tentunya menggerus pendapatan.

“Dibanding 2022 kita melihat adanya penurunan harga batu bara dari Juni itu angkanya sekitar 30 persenan. Untuk itu, kami harus melakukan berbagai strategi agar menjaga laba yang ada,” kata Farida.

Adapun strategi yang dilakukan PTBA yakni dengan menaikkan porsi ekpor batu bara di tahun 2023. Sebelumnya porsi ekspor adalah 35 sampai 38 persen.

“Kalau sebelumnya sekitar 35 sampai 38 persen (porsi ekspor) di tahun 2023, kita di atas 40 persen (porsi ekspor),” lanjut dia.

Baca juga: KAI dan PTBA Tandatangani Perjanjian Angkutan Batu Bara

“Kami juga berupaya menjaga semaksimal mungkin cost dari operasinya kita. Kita juga mengharapkan pemerintah dapat segera merealisasikan Mitra Instansi Pengelola untuk mendorong kinerja,” tegasnya.

Farida berharap, penurunan harga batu bara di tahun depan tidak terlalu dalam, agar perseroan dapat mengantisipasi berbagai upaya, agar kinerja perusahaan tidak tergerus.

“Forecast dari kami 2024, kami harapkan sebetulnya harga batu bara kalaupun terkoreksi tidak terlalu dalam, sehingga bisa kita antisipasi dengan berbagai upaya yang ada. Seperti, dari sisi EBT,” lanjut dia.