Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Perbedaan Pertalite, Premium, dan Pertamax?

Kompas.com - 28/11/2023, 19:42 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian ESDM kembali beberapa kali menggaungkan rencana menghapus Pertalite. Pengguna BBM produksi Pertamina itu nantinya beralih ke Pertamax.

Hal tersebut dilakukan sebagai wujud upaya serius pemerintah dalam memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Sebelumnya, Pertamina juga selama puluhan tahun menjual bensin bernama Premium. BBM ini sudah tak lagi dijual di SPBU.

Perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 14 persen. Adapun perubahan dari Pertalite ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi karbon dioksida sebesar 27 persen.

Baca juga: Penasaran Berapa Harga Bensin di Arab Saudi yang Kaya Minyak?

Perbedaan Pertamax, Pertalite, dan Premium

Berikut ini 5 perbedaan antara Premium, Pertalite, dan Pertamax.

1. Kadar oktan

Kadar oktan atau biasa disebut dengan RON atau Research Octane Number adalah angka yang menunjukkan tingkat ketukan (knocking) yang dihasilkan di ruang bakar saat terjadi pembakaran.

Semakin tinggi RON bukan berarti membuat kinerja mesin semakin baik. Hal itu juga tergantung pada kompresi mesin. Itu sebabnya, beberapa kendaraan lawas seringkali masih mengandalkan bensin dengan oktan rendah.

Sebaliknya untuk kendaraan, baik motor maupun mobil, dengan kompresi mesin yang sudah tinggi terutama kendaraan keluaran terbaru, jelas bahan bakar beroktan tinggi akan membuat kinerja mesin lebih optimal.

Dikutip dari laman resmi Pertamina, Pertamax adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina yang memiliki angka oktan minimal 92.

Baca juga: Apa yang Sesungguhnya Terjadi di Sabah hingga Aset Petronas Disita?

Oktan 92 tentunya memberikan pembakaran yang lebih sempurna serta minimnya residu pada mesin dengan kompresi tinggi.

Sementara Premium adalah BBM bensin dengan oktan 88. Saat ini, sebagian besar SPBU tidak lagi menjual bahan bakar jenis premium ini.

Untuk Pertalite, kadar oktannya adalah 90. Pertalite adalah bahan bakar gasoline terlaris selain premium karena harganya yang terjangkau.

2. Warna

Pertamina memberikan perbedaan untuk ketiga jenis BBM bensin melalui warna. Warna pada bensin timbul karena tambahan zat aditif pewarna.

Pada Pertamax warna cairannya adalah biru, Pertalite hijau, dan Premium berwarna kuning. Selain dari warna bensinnya, warna juga dibedakan dari nozle atau gagang pengisian ke tangki dari dispenser di SPBU.

Nozle berwarna putih digunakan untuk mengisi BBM jenis Pertalite, warna kuning untuk Premium, dan warna biru untuk Pertamax.

Baca juga: Bak Bumi dan Langit, Membandingkan Laba Pertamina Vs Petronas Malaysia

3. Kompresi mesin

Premium dapat digunakan pada kendaraan bermotor bensin dengan risiko kompresi rendah (dibawah 9:1). Sementara untuk Pertalite adalah BBM yang direkomendasikan untuk kompresi mesin 9:1 sampai dengan 10:1.

Untuk Pertamax sendiri cocok digunakan untuk kendaraan dengan kompresi mesin 10:1 sampai dengan 11:1. Beberapa kendaraan terbaru kerapkali memiliki kompresi mesin 10:1 ke atas sehingga direkomendasikan menggunakan Pertamax.

4. Dampak lingkungan

Idealnya, semakin tinggi oktan maka semakin rendah pula polusi karbon yang dihasilkan. Tinggi dan rendah kadar RON pada bensin juga berpengaruh terhadap tarikan motor dan gas buang.

Baca juga: Daftar 5 Barang Paling Banyak Diimpor Indonesia dari Israel

Hal inilah yang jadi alasan Pertamina dan pemerintah berencana menghapus Pertalite karena dianggap kurang ramah lingkungan ketimbang Pertamax.

5. Harga

Harga Premium selama ini ditetapkan pemerintah. Sebelum akhirnya tak lagi dijual, harga terakhir Premium adalah Rp 6.450 per liter.

Untuk Pertamax, Pertamina membanderolnya dengan harga kisaran Rp 10.000 per liter yang biasanya dibedakan berdasarkan regional pemasaran. Harga Pertamax seringkali juga naik turun mengikuti harga minyak dunia.

Untuk Pertalite, harganya berada di antara Premium dan Pertamax, yakni Rp 13.400 per liter.

Baca juga: Gambaran Susahnya Kehidupan Ekonomi dan Pekerjaan Warga Palestina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com