Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adaptasi Penjualan Produk Asuransi Unitlink Butuh Waktu 3-6 Bulan

Kompas.com - 29/11/2023, 19:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memproyeksikan, butuh waktu 3 sampai 6 bulan ke depan untuk membuat penjualan produk unitlink kembali tumbuh.

Berdasarkan catatan asosiasi, premi industri asuransi jiwa tercatat Rp 132,04 triliun sampai kuartal III-2023.

Jumlah tersebut turun 7,7 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan, ada pergeseran penopang produk asuransi dari unitlink dan tradisional.

"Adanya shifting produk ini menjadi indikasi, pemahaman masyarakat Indonesia terhadap jenis proteksi yang dibutuhkan semakin baik," kata dia dalam Konferensi Pers Laporan Kinerja Industri Asuransi Jiwa Januari-September 2023, Rabu (29/11/2023).

Baca juga: AAJI Sebut Premi Asuransi Tradisional Telah Lampaui Unitlink

Hal itu tercermin dari hasil survei OJK yang menyebutkan, literasi asuransi meningkat ke angka 31,72 persen.

Premi unitlink berkontribusi 48,7 persen terhadap total premi industri asuransi jiwa. Sementara, produk tradisional mendominasi 51,3 persen dari total premi.

Ia memerinci, pendapatan premi produk tradisional tercatat Rp 67,67 triliun sampai kuartal III-2023. Jumlah tersebut tumbuh 12,5 persen secara tahunan dibandingkan pendapatan premi tradisional senilai Rp 60,16 triliun.

Berbeda, premi asuransi unitlink atau produk asuransi yang dikaitkan dengan invstasi (PAYDI) justru turun 22,4 persen secara tahunan menjadi Rp 64,37 triliun sampai akhir September 2023.

Baca juga: AAJI Sebut Penyakit ISPA Jadi Penyebab Utama Klaim Asuransi Kesehatan

 


Pada kuartal III-2022, premi asuransi unitlink masih mencapai Rp 82,91 triliun.

Dalam dua tahun terakhir, premi produk asuransi unitlink terus merosot. Sebagai gambaran, pada kuartal III-2023, premi industri asuransi masih ada sekitar Rp 93,31 triliun.

"Kami melihat produk asuransi tradisional mulai mengambil porsi sedikit lebih banyak dibandingkan produk unitlink," imbuh dia.

Namun demikian, Budi optimistis produk unitlink akan kembali tumbuh seiring dengan perusahaan yang semakin akrab dengan aturan terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Ketika nantinya anggota AAJI semakin banyak yang terbiasa dengan SEOJK PAYDI, saya tidak akan kaget untuk melihat UL kembali mengambil porsi yang lebih dominan," tutup dia.

Baca juga: 6 Tips Panduan Memilih Asuransi Jiwa yang Tepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com