Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ciptakan SDM Unggul, Pemerintah Salurkan 9.956 Beasiswa LPDP pada 2023

Kompas.com - 05/12/2023, 19:12 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Undang-undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai kebijakan yang harus diutamakan.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (30/11/2023), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerangkan, setiap tahunnya pemerintah menyisihkan sebagian dana belanja dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk dimasukkan ke dalam Dana Abadi di Bidang Pendidikan sebagai wujud keberpihakan penyelenggara negara.

Dalam hal ini, Kemenkeu membentuk dan menunjuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk mengelola Dana Abadi di Bidang Pendidikan. 

“Pembangunan kemandirian bangsa dengan upaya mencerdaskan masyarakatnya salah satunya dilakukan melalui pemberian beasiswa LPDP yang dapat diikuti seluruh warga negara Indonesia,” tulis Kemenkeu.

Beasiswa LPDP memungkinkan generasi muda Indonesia untuk mengejar pendidikan tinggi, di dalam maupun luar negeri, dengan dukungan finansial penuh. 

Baca juga: LPDP 2024 Dibuka Awal Tahun, Simak Dokumen yang Perlu Disiapkan

“Bekal pengetahuan dan keterampilan inilah yang dibawa pulang dan diaplikasikan untuk memajukan bangsa di berbagai sektor dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tulis Kemenkeu.

Terhitung sejak 2010 sampai sekarang, LPDP telah mengelola dan mengembangkan Dana Abadi di Bidang Pendidikan dari Rp 1 triliun hingga menjadi sebesar Rp 134,107 triliun per Maret 2023. 

Hasil pengembangan dana abadi melalui berbagai instrumen investasi yang sah tersebut dipakai untuk mendanai beasiswa jenjang S-2 dan S-3.

LPDP membuka dua kali pendaftaran beasiswa tiap tahunnya. Sepanjang 2023, total ada 9.956 orang yang dinyatakan lolos seleksi beasiswa LPDP. 

Jumlah tersebut telah naik hampir tujuh kali lipat sejak pertama kali LPDP menyelenggarakan layanan beasiswa pada 2013. 

Baca juga: 17 Jenis Beasiswa LPDP 2024, Apa Saja yang Didapat Selain Kuliah Gratis?

Kala itu, total pendaftar di tahun pertama yang dinyatakan lolos berjumlah 1.555 orang.

Sejak pertama kali membuka layanan beasiswa pada 2013 hingga sekarang, telah tercatat sebanyak 45.495 anak bangsa telah berhasil mendapatkan beasiswa LPDP. 

“Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan mereka melanjutkan studi secara tersebar di perguruan tinggi dalam dan luar negeri,” tulis Kemenkeu.

Guna menciptakan beasiswa yang inklusif berkeadilan, terdapat berbagai beasiswa LPDP yang telah disesuaikan dengan kondisi dan latar belakang masyarakat Indonesia, seperti Beasiswa Umum, Beasiswa Afirmasi, dan Beasiswa Targeted. 

Ketiga beasiswa itu masih memiliki banyak kategori beasiswa yang lebih spesifik sehingga semakin memudahkan calon peserta untuk menentukan pilihan terbaiknya.

LPDP juga mendanai beasiswa kolaborasi yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Kementerian Agama (Kemenag). 

Baca juga: Cerita Nurul, Lolos Beasiswa LPDP Luar Negeri Setelah Gagal 13 Kali

Terdapat total 262.840 penerima beasiswa kolaborasi dengan Kemendikbud Ristek sejak 2020 sampai Oktober 2023. 

Sementara itu, penerima beasiswa kolaborasi dengan Kemenag sebanyak 2.183 orang dari 2022 sampai Oktober 2023.

Riset inovatif berkelanjutan

Kemenkeu membentuk dan menunjuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk memberikan beasiswa bagi masyarakat yang ingin mengejar pendidikan tinggi, di dalam maupun luar negeri, dengan dukungan finansial penuh. 
DOK. Humas Kemenkeu Kemenkeu membentuk dan menunjuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk memberikan beasiswa bagi masyarakat yang ingin mengejar pendidikan tinggi, di dalam maupun luar negeri, dengan dukungan finansial penuh.

Tidak hanya layanan beasiswa, LPDP juga memberikan pendanaan riset bernama Riset Inovasi Produksi (Rispro) guna mendukung penelitian ilmiah untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). 

Program Rispro pertama kali dibuka pada 2013 dan sampai saat ini telah ada 2.492 proyek riset dengan status on-going sebanyak 1.568 proyek dan yang sudah selesai sebanyak 924 proyek dengan total pendanaannya mencapai Rp 1.9117 triliun.

Berbagai skema pendanaan riset kolaborasi maupun invitasi dengan menggandeng sejumlah stakeholder, seperti Kemendikbud Ristek, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan pihak lain berdasarkan kesepakatan. 

Baca juga: Dukung Transformasi Ekonomi dan Layanan Dasar, Kemenkeu Paparkan 5 Arah Pembangunan Infrastruktur 2024

Pendanaan LPDP telah banyak membantu jalannya penelitian dan pengembangan di berbagai sektor penting, seperti pangan, energi, kesehatan, tata kelola/kebijakan, pemberian penghargaan apresiasi talenta riset dan lainnya. 

Para penerima sekaligus pelaku riset sendiri berasal dari akademisi perguruan tinggi maupun peneliti di instansi yang sedang bekerja sama.

Ada pula pemanfaatan Dana Abadi Perguruan Tinggi (DAPT) yang disalurkan kepada 16 perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH). 

DAP Tersebut dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan akademis di kampus, seperti penyelenggaraan webinar/konferensi internasional, pembentukan dan penguatan world class university (WCU), pameran pendidikan, student exchange, dan program-program pengembangan lainnya. 

Saat ini, nilai kontrak untuk 16 PTN BH mencapai Rp 365,8 miliar dengan proses pencairan secara multiyear yang sedang berjalan.

Baca juga: Kemenkeu Sebut APBN Berperan untuk Capai Visi Indonesia Maju 2045

Alokasi APBN 2024 memastikan komitmen dan keberpihakan pemerintah dengan menganggarkan Rp 665 triliun untuk bidang pendidikan. 

Anggaran tersebut akan dipakai untuk peningkatan akses dan kualitas pendidikan melalui penyaluran Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, bantuan operasional sekolah (BOS), Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sertifikasi, dan beasiswa. 

Selain itu, pemerintah juga meningkatkan sarana prasarana di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). 

Anggaran juga digunakan untuk penguatan kesesuaian pasar kerja (vokasi dan sertifikasi).  

LPDP juga berencana mendapatkan penambahan dana abadi dari APBN sekitar Rp 25 triliun untuk 2024.

“Dengan merinci manfaat APBN dalam mendukung dana LPDP untuk beasiswa dan riset, kami melihat investasi yang tidak hanya pada individu, tetapi pada masa depan bangsa secara keseluruhan,” tulis Kemenkeu. 

Baca juga: Pede Defisit APBN di Bawah 2,3 Persen, Kemenkeu: Terlihat Semakin Nyata...

Pemberian beasiswa dan dukungan riset disebut menjadi langkah konkret untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul yang menjadi calon pemimpin masa depan. 

“Melalui riset inovatif, terbuka pintu untuk penemuan baru, solusi terbaik, dan peningkatan daya saing Indonesia di tingkat global. Semua dilakukan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045,” tulis Kemenkeu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com