Sebagai informasi, komoditas kelompok transportasi menjadi salah satu pemicu inflasi selama beberapa bulan terakhir.
Hal itu disebabkan oleh kenaikan harga tiket pesawat. Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, tarif angkutan udara berkontribusi sebesar 0,06 persen terhadap inflasi nasional sebesar 2,86 persen pada November 2023 lalu.
Baca juga: AirAsia Gelar Diskon Tiket Pesawat Rute Internasional, Jakarta-Singapura Rp 0
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga tiket pesawat masih mahal saat ini.
Di antara faktor lainnya, Budi mengungkapkan kenaikan harga bahan bakar avtur menjadi faktor terbesar yang menyebabkan harga tiket pesawat masih tinggi.
Pasalnya, 40 persen biaya operasional penerbangan berasal dari pembelian bahan bakar avtur sehingga kenaikan harga avtur yang terjadi saat ini mempengaruhi total biaya operasi penerbangan.
Seperti diketahui, harga avtur saat ini cenderung naik akibat kondisi sosial politik global seperti perang Rusia-Ukraina dan perang Israel-Hamas.
Baca juga: Penghapusan TBA Tiket Pesawat Ditolak, Dirut Garuda Usul Ini
Sebagai informasi, harga avtur saat ini cenderung naik akibat kondisi sosial politik global seperti perang Rusia-Ukraina dan perang Israel-Hamas.
Budi mengatakan maskapai Indonesia tengah kekurangan armada pesawat untuk dioperasikan mengangkut penumpang, dari semula sebanyak 650 pesawat kini hanya 400 pesawat yang beroperasi.
Padahal jumlah penumpang telah meningkat setelah pandemi namun karena ketersediaan pesawat kurang, maka industri tidak bisa melayani kebutuhan dengan maksimal. Adapun kondisi keterbatasan pesawat yang beroperasi ini tidak hanya dialami oleh industri penerbangan dalam negeri tetapi juga secara internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.