Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Pembangunan Infrastruktur Tak Lagi Jawasentris, Menhub Beberkan Buktinya

Kompas.com - 20/12/2023, 16:37 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut kini pembangunan infrastruktur Indonesia tidak lagi berpusat di Pulau Jawa atau Jawasentris.

Pasalnya, selama beberapa tahun belakangan Kemenhub membangun infrastruktur transportasi di daerah luar Pulau Jawa terutama di wilayah terpencil.

"Bagaimana kita menciptakan konektivitas tetapi juga membuat Indonesia Sentris dan tidak bicara tentang yang namanya di Jawa saja," ujarnya saat Jumpa Pers Akhir Tahun Kemenhub 2023 di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta pada Rabu (20/12/2023).

Baca juga: Menhub Buka-bukaan Pembangunan LRT Bali, Sumber Dana hingga Kurangi Macet

Dia pun memaparkan pembangunan infrastruktur selama 2014-2023. Selama rentang waktu tersebut Kemenhub telah membangun pelabuhan penyeberangan di 71 lokasi dan pembangunan Terminal Tipe A di 5 lokasi.

Tidak hanya membangun, Kemenhub juga melakukan rehabilitasi pelabuhan penyeberangan di 54 lokasi dan merevitalisasi Terminal Tipe A di 75 lokasi.

Kemudian pembangunan pelabuhan baru di 18 lokasi dan merehabilitasi pelabuhan di 164 lokasi.

"(Pembangunan dan rehabilitasi pelabuhan) itu dari timur sampai ke barat, di tempat-tempat yang terpencil, di pulau-pulau Kepri, pulau-pulau yang ada di Maluku Utara, itu jadi suatu hal yang penting," ucapnya.

Sementara untuk menunjang infrastruktur transportasi udara, Kemenhub juga telah membangun bandara baru di 25 lokasi dan melakukan perbaikan pada bandara-bandara yang sudah ada di 38 lokasi.

"Bandara baru ada 25, kebanyakan ini di 3 TP (tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan) di tempat-tempat yang jauh seperti Fakfak, Nabire, Mentawai yang mungkin kalian enggak tau di mana lokasi bandara itu," ungkap Menhub.

Selanjutnya, dari sektor perkeretaapian juga telah dibangun jalur kereta api sepanjang 1.683,44 kilometer.

Rinciannya, jalur untuk Kereta Cepat Whoosh sepanjang 152,46 km, LRT Jabodebek sepanjang 49,21 km, LRT Jakarta sepanjang 5,8 km, dan LRT Sumatera Selatan sepanjang 23,4 km.

Baca juga: Meski Masih Jawasentris, Tapi Pertumbuhan Ekonomi Terbesar dari Indonesia Bagian Timur

Selain itu, Kemenhub juga telah meningkatkan dan merehabilitasi jalur-jalur kereta api yang sudah ada sepanjang 1.900,54 km selama 2014-2023.

Menhub bilang, sebelumnya jalur kerta api hanya di bangun di Pulau Jawa namun kini telah dibangun dan dioperasikan LRT Sumatera Selatan, KA Makassar-Parepare Sulawesi Selatan, dan KA Tebing Tinggi-Kuala Tanjung Sumatera Utara. Pemerintah juga tengah berencana membangun LRT Bali yang saat ini masih dalam tahap feasibility study.

"(Pembangunan infrastruktur kini) tersebar, bukan terpusat di Jawa saja tapi ada di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, terpecah semuanya sehingga ini bisa jadi suatu hal yang baik," tuturnya.

Baca juga: Temukan Beberapa Maskapai Langgar Tarif Batas Atas Tiket, Ini Kata Kemenhub

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com