JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia gencar membangun infrastruktur yang masif dan merata. Tujuannya adalah sebagai modal Indonesia agar bisa bebas dari kategori negara berpendapatan menengah.
Selain itu, sektor konstruksi juga diharapkan dapat memberikan multiplier effect kepada pertumbuhan ekonomi maupun lapangan pekerjaan.
Upaya yang dilakukan pemerintah mendapat dukungan penuh dari para pelaku usaha di sektor konstruksi. Dari sektor industri baja ringan, Vice Presiden PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group), Stephanus Koeswandi menilai, ada dua hal yang harus menjadi catatan penting dalam menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Basuki Bantah Anak Emaskan Solo dengan Infrastruktur Pusat
Yang pertama berkelanjutan dalam hal kelestarian lingkungan, dan yang kedua adalah berkelanjutan secara ekonomi. Kedua catatan penting ini menurutnya harus berjalan beriringan.
“Berkelanjutan secara ekonomi dan juga berkelanjutan untuk lingkungan. Kita tidak bisa mementingkan salah satunya saja. Jadi harus berjalan beriringan. Kita tidak bisa mengejar target zero emission 2050 dengan menghentikan roda perekonomian,” terang Stephanus dalam keterangannya, Jumat (3/11/2023).
Untuk itu Stephanus menyebut, pelaku usaha konstruksi harus terus berinovasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi agar pembangunan yang berkelanjutan, baik itu untuk lingkungan dan peningkatan perekonomian bisa terwujud.
Salah satu inovasi yang terus mereka kembangkan adalah produk Domus Fasttrack. Domus Fasttrack merupakan inovasi yang dikembangkan dengan teknologi canggih untuk berbagai aplikasi untuk perumahan dan bangunan, mulai dari desain hingga proses manufakturnya menggunakan bahan baja lapis berkualitas tinggi produksi yang dipotong sesuai kebutuhan.
Baca juga: Biaya Infrastruktur Tinggi, Pemerintah Ajak Investor Gotong Royong lewat KPBU
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya