Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Lansia di China Terus Meningkat, Permintaan Minyak Goreng Dunia Bakal Menurun

Kompas.com - 03/11/2023, 13:30 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Jumlah penduduk lanjut usia atau lansia di China terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini kemudian dinilai berpotensi berdampak terhadap permintaan minyak goreng dunia.

Global Agriculture Analyst Bloomberg Intelligence Alvin Tai mengatakan, saat ini China dihadapi fenomena bernama deteriorasi demografi, ditandai dengan usia median penduduk yang terus meningkat.

Pada saat bersamaan, tingkat kelahiran di Negeri Tirai Bambu kian menyusut, bahkan telah lebih rendah dari tingkat kematian.

"China mengalami penurunan populasi pertamanya dalam satu dekade pada tahun 2022," ujar dia, dalam 19th IPOC, di Nusa Dua, Bali, Jumat (3/11/2023).

Baca juga: Utang Rafaksi Minyak Goreng ke Pengusaha Tak Kunjung Dibayar, Ini Kata Kemendag

Menurutnya, fenomena deteriorasi demografi China bakal berimbas terhadap menurunnnya permintaan minyak goreng global. Sebab datanya menunjukkan, orang cenderung mengurangi konsumsi minyak pada usia akhir 30-an.

Adapun saat ini, konsumsi minyak goreng di China telah mencapai 9 kilogram per kapita, dengan usia median penduduk 38,4 tahun. Angka konsumsi itu masih berpotensi meningkat dan mencapai puncak dalam beberapa tahun ke depan. Namun setelah itu, angkanya akan mulai menurun.

"Jadi ada dua faktor di sini, populasi semakin menyusut dan demografinya menua, jadi konsumsi (minyak goreng) akan menurun," kata Alvin.

Baca juga: Kemendag Usulkan Pembahasan Utang Rakfaksi Minyak Goreng Dibahas di Rakortas

 


Penurunan tingkat konsumsi minyak goreng sudah dialami oleh kawasan Eropa sebelumnya. Seiring dengan median usia yang terus meningkat, tingkat konsumsi minyak goreng di Benua Biru telah berada dalam tren penurunan sejak 2019.

Berkurangnya konsumsi minyak goreng di China dan Eropa dinilai perlu menjadi perhatian berbagai pihak. Pasalnya, kedua wilayah itu berkontribusi terhadap sekitar 29 persen konsumsi minyak goreng global.

Untuk mengantisipasi risiko penurunan permintaan global, Alvin menilai, Indonesia dan India bisa menjadi "penyelamat". Sebab, kedua negara itu memiliki usia median di bawah 30 tahun, sehingga memiliki waktu yang panjag untuk mengerek konsumsi.

"Selain itu, populasi India sekitar 1,4 miliar jiwa, dan populasi Indonesia sekitar 270 juta jiwa, menjadikan mereka mampu menyerap peningkatan permintaan minyak meskipun Uni Eropa mengurangi konsumsinya," ucapnya.

Baca juga: Buntut Utang Rafaksi Minyak Goreng Belum Dibayar, Pengusaha Ritel Ancam Polisikan Kemendag

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com