Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan Harus Perhatikan 2 Hal, Apa Saja?

Kompas.com - 03/11/2023, 13:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia gencar membangun infrastruktur yang masif dan merata. Tujuannya adalah sebagai modal Indonesia agar bisa bebas dari kategori negara berpendapatan menengah.

Selain itu, sektor konstruksi juga diharapkan dapat memberikan multiplier effect kepada pertumbuhan ekonomi maupun lapangan pekerjaan.

Upaya yang dilakukan pemerintah mendapat dukungan penuh dari para pelaku usaha di sektor konstruksi. Dari sektor industri baja ringan, Vice Presiden PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group), Stephanus Koeswandi menilai, ada dua hal yang harus menjadi catatan penting dalam menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: Basuki Bantah Anak Emaskan Solo dengan Infrastruktur Pusat

Ilustrasi penerapan infrastruktur hijau di perkotaan.CHUTTERSNAP/UNSPLASH Ilustrasi penerapan infrastruktur hijau di perkotaan.

Yang pertama berkelanjutan dalam hal kelestarian lingkungan, dan yang kedua adalah berkelanjutan secara ekonomi. Kedua catatan penting ini menurutnya harus berjalan beriringan.

“Berkelanjutan secara ekonomi dan juga berkelanjutan untuk lingkungan. Kita tidak bisa mementingkan salah satunya saja. Jadi harus berjalan beriringan. Kita tidak bisa mengejar target zero emission 2050 dengan menghentikan roda perekonomian,” terang Stephanus dalam keterangannya, Jumat (3/11/2023).

Untuk itu Stephanus menyebut, pelaku usaha konstruksi harus terus berinovasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi agar pembangunan yang berkelanjutan, baik itu untuk lingkungan dan peningkatan perekonomian bisa terwujud.

Salah satu inovasi yang terus mereka kembangkan adalah produk Domus Fasttrack. Domus Fasttrack merupakan inovasi yang dikembangkan dengan teknologi canggih untuk berbagai aplikasi untuk perumahan dan bangunan, mulai dari desain hingga proses manufakturnya menggunakan bahan baja lapis berkualitas tinggi produksi yang dipotong sesuai kebutuhan.

Baca juga: Biaya Infrastruktur Tinggi, Pemerintah Ajak Investor Gotong Royong lewat KPBU

Ilustrasi atap baja ringan, rangka atap baja ringan. SHUTTERSTOCK/PRANEE JIRAKITDACHAKUN Ilustrasi atap baja ringan, rangka atap baja ringan.

Teknologi ini menggunakan software yang terus diupdate sehingga produk yang dihasilkan hampir tidak menyisakan limbah produksi.

“Selain itu kami juga punya inovasi genteng metal warna yang dapat meredam panas sehingga dapat meminimalisir terjadinya Urban Heat Island," sebut Stephanus.

Adapun yang terbaru yang sedang dikembangkan perseroan yaitu teknologi, khususnya untuk melengkapi rumah dengan talang air atau gutter yang dapat menyalurkan air hujan di mana nanti masyarakat bisa menampung air ini di rumah masing-masing.

"Sehingga ketika musim kemarau semakin panjang, kita sudah punya teknologi untuk menyimpan air ini,” terang Stephanus.

Baca juga: Genjot Pembangunan Infrastruktur, Pemerintah Pastikan PSN Diawasi Stakeholder Terkait

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Opening Ceremony Konstruksi Indonesia 2023 pada Rabu (1/11/2023) menjelaskan, lapangan usaha konstruksi pada kuartal II 2023 mampu tumbuh mencapai 5,23 persen secara tahunan (yoy) dan berkontribusi 9,43 persen bagi PDB serta menjadi salah satu penopang utama PDB.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 telah ditetapkan anggaran infrastruktur sebesar Rp 422,7 triliun yang diarahkan mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan.

Pun demikian, pembangunan infrastruktur dalam pelaksanaannya harus berkelanjutan dengan memperhatikan daya dukung sumber daya alam (SDA), kerentanan bencana, dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

“Pembangunan infrastruktur berkelanjutan dapat diwujudkan tidak hanya dengan penerapan berbagai teknologi ramah lingkungan, namun juga dengan efisiensi penggunaan sumber daya, penciptaan inovasi, dan pelibatan masyarakat setempat dalam berbagai proses konstruksi," tutur Airlangga.

Baca juga: Bank Mandiri Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 267,92 Triliun

Dia menyatakan, kondisi tersebut menuntut adanya transformasi proses konstruksi tradisional menjadi proses modern dengan sentuhan teknologi digital pada setiap bagian proses konstruksi.

Airlangga menyebut, apabila dibandingkan dengan sektor perbankan maupun sektor lainnya, sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang belum banyak mengadopsi teknologi digital.

Industri konstruksi dalam sepuluh tahun terakhir masih sangat bergantung pada model bisnis yang lama atau berusia puluhan tahun.

“Sehingga, kita harus mulai mengadopsi dan membiasakan digitalisasi pada perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan, serta pengambilan keputusan yang lebih berbasis data,” ujarnya.

Baca juga: Bangun Infrastruktur Hijau, Pemerintah Dongkrak Pembangkit EBT hingga Ekosistem Kendaraan Listrik

Untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur berkelanjutan berbasis transformasi digital, terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi, di antaranya yakni pola pikir kolaboratif, visi dan misi kepemimpinan dalam bidang digital, kebijakan yang mudah diimplementasikan, serta sumber daya manusia (SDM) andal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com