Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Sebut Infrastruktur Digital Juga Harus Dibangun, Tak Hanya Jembatan dan Rumah

Kompas.com - 22/12/2023, 20:28 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD menyebutkan, infrastruktur yang perlu dibangun merata di Indonesia, bukan hanya infrastruktur fisik semacam jembatan, gedung, dan rumah.

Namun, infrastruktur regulasi dan digitalisasi juga perlu dibangun ke depan.

Pasalnya, di era digitalisasi, banyak masalah terkait dunia digital di Indonesia, mulai dari pinjaman online (pinjol) hingga mata uang kripto.

Baca juga: Cak Imin: 80 Juta Pekerja Informal Penghasilan Tak Pasti, Dompet Tipis

"Kadangkala kita bicara infrastruktur itu hanya jembatan, rumah, gedung, dan sebagainya," ujar Mahfud dalam debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Jumat (22/12/2023).

"Padahal, ada tiga infrastruktur yang harus dibangun, yaitu infrastruktur fisik yang sekarang ada, infrastruktur regulasi, dan infrastruktur digitalisasi. Itu penting dibangun ke depan," sambung dia.

Dengan membangun infrastruktur regulasi dan digital, maka keamanan digital (cyber security) di Indonesia bisa membuat masyarakat menjadi aman saat bertransaksi online.

Oleh karenanya, dia ingin keamanan siber ini ke depannya dapat ditegakkan sebaik mungkin agar kasus pinjol ilegal dan kripto bisa dihilangkan.

"Saya sendiri memimpin rapat di Kemenkopolhukam dengan memanggil pihak-pihak terkait dengan tugas-tugas ini agar cyber security ke depan ditegakkan dengan sebaik-baiknya agar kita tidak selalu kecolongan," tutur dia.

Baca juga: Singgung soal Pinjol, Mahfud MD: Rakyat Jadi Korban

Sebagai informasi, Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) mencatat, sejak 2017, telah menghentikan 6.055 entitas pinjol ilegal.

Jumlah pinjol ilegal terbanyak ada pada 2023 dan 2019. Sepanjang 2019, Satgas PASTI menutup 1.493 entitas pinjol ilegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com