"Kita semua memiliki tanggung jawab satu sama lain untuk meningkatkan cara kita berperilaku di tempat kerja. Siapa pun dalam tim, baik pemimpin tim atau anggota tim dapat melakukan intervensi untuk memperbaiki lingkungan kerja yang toxic," ungkap Hamilton.
Hal pertama yang harus dilakukan untuk memperbaiki perilaku toxic di lingkungan kerja adalah dengan benar-benar meminta perbaikan.
"Jika ada budaya toxic, siapa pun dalam tim dapat berkata kepada anggota tim lainnya, "Saya merasa tidak nyaman/tidak senang/buruk dengan cara kita berperilaku bersama di tempat kerja, dapatkah mencoba bekerja sama dengan cara yang lebih baik?"," tutur Hamilton.
"Anda tidak menyalahkan siapa pun, Anda meningkatkan kemungkinan memperbaiki keadaan. Dalam skenario terburuk, orang-orang mungkin tidak menganggap Anda serius, dan Anda harus terus bertanya beberapa kali sebelum mereka mendengarkan," imbuh dia.
Baca juga: 5 Tips Menghadapi Rekan Kerja yang Kurang Kompeten
Namun dalam banyak kasus, Hamilton mengatakan bahwa rekan kerja Anda cenderung setuju dan mendukung Anda, dan akan mulai menanyakan pertanyaan yang sama agar dapat bekerja sama dengan lebih baik.
Setelah Anda mendapatkan perhatian orang-orang dan membuat mereka sadar bahwa Anda ingin segala sesuatunya diperbaiki, Anda bisa merujuk pada contoh perilaku yang ingin Anda perbaiki.
Menurut Hamilton, penting untuk tidak menyalahkan individu tertentu. .
"Anda bisa berkata, "Saya tahu kita semua pernah tertawa di masa lalu ketika menggoda para pegawai magang, tapi saya tidak merasa nyaman lagi karena menurut saya mereka tidak menganggapnya lucu. Saya lebih suka jika kita berhenti melakukannya"," jelasnya.
Baca juga: 5 Ciri Orang Pemalas di Kantor, Bikin Jengkel Rekan Kerja
Berbicara lebih awal sangat penting untuk memastikan Anda berhasil hentikan perilaku toxic di lingkungan kerja.