"Mulai dari groundbreaking pertama di September (2023), kedua di November, ketiga di Desember di minggu lalu, dan ini dari 23 investor pelopor ini ada total 9 (investor) di (groundbreaking) yang kedua, 10 (investor) yang di (groundbreaking) ketiga, dan (groundbreaking) yang pertama ada 4 (investor)," ujarnya.
Baca juga: Ridwan Kamil: IKN Bantu Mengatasi Persoalan Jakarta
Agung mengatakan, investasi masuk ke Ibu Kota Nusantara telah masuk dengan variasi sektor serta skala investasi yang beragam.
Konsorsium Nusantara, Pakuwon Group, dan The Pakubuwono Development yang merupakan investor domestik dengan skala konglomerat di Indonesia telah berkontribusi dengan pembangunan kawasan lahan campuran di Ibu Kota Nusantara.
Tak hanya itu, investasi dari Kalimantan Timur, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk yang telah membangun kawasan komersil Balikpapan Superblock (BSB) juga ikut melakukan groundbreaking di Ibu Kota Nusantara.
Selain itu, investor skala besar, investor skala kecil-menengah, BSH dengan salah satu portofolio unit usaha berupa restoran tradisional “Kampung Kecil“, juga ikut berpartisipasi mengembangkan lahan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Baca juga: Soal Proyek IKN, Ekonom Wanti-wanti Jangan Sampai Jadi Benalu APBN
Layanan kesehatan dan pendidikan di Ibu Kota Nusantara juga merupakan sektor yang telah melakukan groundbreaking di IKN. Pemerintah dan investor telah membangun total 4 buah Rumah Sakit serta 2 unit sekolah.
"Di antaranya untuk layanan kesehatan adalah RS Abdi Waluyo, RS Mayapada, RS Hermina, serta RS Kementerian Kesehatan. Sementara untuk layanan pendidikan, Nusantara International School (NIS) dan Revitalisasi SDN 02 Sepaku," tuturnya.
Agung mengatakan, sebagai Smart Sustainable Forest City, sektor energi hijau dan transportasi hijau juga menjadi sektor penting yang telah melakukan groundbreaking di Ibu Kota Nusantara.