Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengeluaran Masyarakat untuk Mencicil Utang Meningkat gara-gara Suku Bunga Tinggi dan Pinjol

Kompas.com - 09/01/2024, 20:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pos pengeluaran masyarakat untuk membayar cicilan pinjaman atau utang kian meningkat. Berdasarkan data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI), rasio pembayaran cicilan utang terhadap pendapatan masyarakat mencapai 10 persen pada Desember 2023.

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, semakin meningkatnya alokasi pembayaran utang masyarakat disebabkan oleh kombinasi antara dua hal, yakni tingkat suku bunga acuan yang tinggi dan semakin mudahnya akses layanan pinjaman online (pinjol).

Ia menjelaskan, peningkatan suku bunga acuan BI pada tahun 2022 dan 2023 telah berdampak pada peningkatan suku bunga kredit perbankan. Berdasarkan data BI, suku bunga kredit perbankan berada di level 9,29 persen pada November 2023.

Dengan tingkat suku bunga kredit yang lebih tinggi, maka terdapat penyesuaian terhadap biaya cicilan yang perlu dikeluarkan masyarakat. Menurut Yusuf, biaya pinjaman saat ini menjadi lebih mahal.

"Sehingga beban pembayaran cicilan utang menjadi lebih besar," kata dia, kepada Kompas.com, Selasa (9/1/2024).

Baca juga: OJK Beberkan Penyebab Investasi dan Pinjol Ilegal Masih Marak

Selain itu, masyarakat juga semakin mudah mendapatkan akses pembiayaan dari industri jasa keuangan nonbank. Bukan hanya pinjol, layanan beli sekarang bayar nanti atau paylater juga kian digemari masyarakat.

Berbeda dengan bank, industri jasa keuangan non bank menawarkan layanan pembiayaan yang jauh lebih mudah persyaratannya. Oleh karenanya, banyak masyarakat memilih layanan ini.

"Hal ini membuat masyarakat lebih mudah untuk berhutang, baik yang sifatnya mendesak ataupun untuk pemenuhan barang konsumsi yang sifatnya tidak mendesak," tuturnya.

Perkembangan rasio pembayaran utang tersebut kemudian berpotensi mengganggu daya beli masyarakat. Pasalnya, masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah, perlu mengorbankan pos pengeluaran lain untuk membayar utangnya.

"Untuk masyarakat dengan pendapatan rendah, rasio 10 persen bisa menjadi beban yang cukup berat. Hal ini bisa menyebabkan daya beli masyarakat menjadi melemah," ucap Yusuf.

Baca juga: Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Semakin Meningkat

 


Sebagai informasi, data Survei Konsumen BI menunjukan, proporsi pendapatan masyarakat yang dipakai untuk membayar cicilan mencapai 10 persen pada Desember. Ini melanjutkan tren kenaikan dari bulan-bulan sebelumnya, di mana pada November mencapai 9,3 persen.

"Proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) mengalami peningkatan," tulis Survei Konsumen BI.

Di sisi lain, pengeluaran warga RI untuk konsumsi kian merosot. Tercatat pengeluaran untuk konsumsi terhadap pendapatan masyarakat mencapai 74,3 persen pada pengujung 2023, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 75,3 persen.

Baca juga: Resolusi Keuangan 2024, Anak Muda Harus Bayar Utang Pinjol dan Paylater

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com