Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. (HC) Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa
Pengamat Dunia Maritim

Pengamat Dunia Maritim

Arus Logistik Maritim di Indonesia: Pengaruhi Perdagangan Global

Kompas.com - 11/01/2024, 15:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NEGARA maritim berbendera Merah-Putih, Indonesia, yang mempunyai hamparan pulau lebih dari 17.000 pulau, karuan saja menjadi pusat arus logistik maritim global.

Keberadaan pulau-pulau ini bukan hanya ciri khas geografis, melainkan juga menandai Indonesia sebagai jaringan perairan yang vital bagi pergerakan barang dan perdagangan internasional.

Bersamaan pula dari sana ada biaya logistik nasional Indonesia yang mencapai 14,29 persen pada September 2023, maka ini menciptakan tantangan signifikan terhadap pencapaian target 8 persen pada Indonesia Emas 2045, seperti yang diungkapkan oleh Bappenas.

Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah berkomitmen melalui Instruksi Presiden No. 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional (NLE), menjadi fondasi untuk perbaikan dalam mengurangi repetisi, menyederhanakan proses bisnis, meningkatkan kolaborasi, mendorong pembayaran digital, dan membangun infrastruktur sesuai dengan konsep 4 Pilar NLE.

Meskipun pelabuhan Indonesia menduduki peringkat tertinggi dalam Logistics Performances Index (LPI) 2023 Bank Dunia, tapi ada paradoks yang muncul dari perbedaan pandangan internal.

Fluktuasi indeks LPI Indonesia dalam 13 tahun terakhir, terutama peringkat 2020 (ke-75, skor 2,76) yang lebih rendah daripada peringkat 2023 (ke-63), menunjukkan tantangan yang harus diatasi.

Dari itu transformasi logistik menjadi prioritas mendesak dengan fokus pada infrastruktur, digitalisasi, dan harmonisasi proses bisnis.

Integrasi pelabuhan terkemuka dengan sistem logistik nasional menjadi esensial pula untuk mencapai efisiensi maksimal.

Melalui implementasi Instruksi Presiden No. 2020, sektor logistik Indonesia diharapkan dapat mengatasi paradoksnya dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya menuju Indonesia Emas 2045.

Sistem kritis mendukung perdagangan global

Dengan keberagaman sumber daya alam, sesungguhnya Indonesia memiliki potensi besar untuk menyediakan berbagai produk yang menarik bagi pasar internasional.

Arus logistik maritim menjadi tulang punggung distribusi yang memungkinkan produk-produk tersebut mencapai tujuan internasional dengan efisiensi.

Posisi strategis Indonesia di jalur pelayaran global semakin memperkuat perannya, dan keberhasilan arus logistik maritim tidak hanya tercermin dalam pergerakan barang, melainkan juga dalam kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Pelabuhan-pelabuhan utama seperti Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Emas di Semarang bukan hanya titik transit, melainkan pusat kegiatan ekonomi yang memberikan dampak langsung pada kemajuan sektor industri dan jasa di sekitarnya.

Dengan demikian, arus logistik maritim menjadi pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Transformasi signifikan ini menandai langkah maju luar biasa dalam mengoptimalkan rantai pasokan dan pergerakan barang di Indonesia.

Sebagai contoh nyata peningkatan efisiensi logistik, perusahaan SPIL (Shipping and Logistics Indonesia) menjadi sorotan.

Dengan mengoperasikan enam kapal kargo berkapasitas 1.000-1.500 peti kemas, SPIL melakukan perjalanan long haul dari Belawan ke Pekanbaru, Jakarta, Surabaya, Makassar, Ambon, Sorong, hingga berakhir di Jayapura.

Dengan demikian, arus logistik maritim di Indonesia bukan sekadar infrastruktur penghubung pulau-pulau, melainkan sistem kritis dalam mendukung perdagangan global.

Tanjung Priok di Jakarta, sebagai salah satu pelabuhan tersibuk di dunia, dan Tanjung Emas di Semarang, yang menghubungkan Jawa Tengah dengan dunia luar, memegang peran kunci sebagai gerbang perdagangan internasional.

Kedua pelabuhan itu bukan hanya tempat bongkar muat barang, tetapi juga pusat kegiatan ekonomi yang memancarkan dampak positif pada pertumbuhan sektor-sektor terkait.

Dari itu arus logistik maritim di Indonesia memungkinkan ekspor dan impor komoditas yang beragam. Produk pertanian seperti kopi, kelapa, dan karet serta produk manufaktur seperti otomotif dan tekstil dapat dengan lancar mencapai pasar internasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com