Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Berakhir Cenderung Datar Menyusul Laporan Inflasi yang Naik

Kompas.com - 12/01/2024, 07:11 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir mayoritas hijau cenderung datar pada akhir perdagangan Kamis (11/1/2024). Pergerakan harga saham di AS seiring dengan laporan inflasi yang meningkat dari perkiraan.

Indeks S&P 500 ditutup turun tipis 0,07 persen atau 3,2 poin pada level 4.780,24. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat tipis 0,04 persen ke posisi 37.711,02, dan nasdaq Komposit bertambah 0,001 atau 0,52 poin ke posisi 14.970,18.

Laporan indeks harga konsumen bulan Desember yang dirilis hari Kamis menunjukkan kenaikan 0,3 persen, atau lebih tinggi dari ekspektasi ekonom. Hal ini mendorong inflasi tahunan mengalami kenaikan menjadi 3,4 persen.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan bahwa CPI naik 0,2 persen pada bulan Desember dan 3,2 persen secara YoY.

Baca juga: Jelang Rilis Inflasi, Wall Street Ditutup pada Zona Hijau

Namun, inflasi inti yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, sesuai dengan ekspektasi. Ini menunjukkan tekanan inflasi yang terus-menerus - namun mereda. Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa penurunan suku bunga di masa depan mungkin akan terjadi lebih lambat.

“Kenaikan CPI ini merupakan pengingat penting akan sifat pemulihan ekonomi yang tidak dapat diprediksi dan suramnya data ekonomi makro,” kata kepala investasi di Global X Jon Maier, dikutip dari CNBC

“Pasar mungkin perlu bersiap menghadapi potensi volatilitas, karena Fed dapat mempertahankan atau berpotensi mengintensifkan kebijakan moneter restriktifnya sebagai respons terhadap tekanan inflasi ini,” lanjut dia.

Imbal hasil Treasury AS, yang awalnya naik karena data CPI, dimana tenor 10 tahun mencapai angka tertinggi di 4,06 persen sebelum merosot ke level sekitar 3,98 persen.

Baca juga: Imbal Hasil Treasury AS Cenderung Datar, Saham-saham Wall Street Rebound

Kepala strategi investasi CFRA Sam Stovall menilai aksi pasar pada hari Kamis, sebagian dipengaruhi oleh ekspektasi yang lemah seputar jadwal penurunan suku bunga Federal Reserve serta kegelisahan terhadap pendapatan.

Minggu ini adalah saat dimulainya musim laporan laba kuartal keempat, dengan raksasa perbankan Bank of America, Wells Fargo, dan JPMorgan Chase akan melaporkan pendapatannya pada Jumat.

“Pendapatan menambah kegelisahan investor,” kata Stovall.

“Kami menilai laporan itu memberikan kegelisahan pasar, karena pada akhir Desember lalu, pendapatan korporasi diperkirakan akan naik 2,1 persen pada kuartal terakhir dan sekarang diperkirakan akan naik hanya 1,7 persen,” lanjut dia.

Baca juga: Data Ketenagakerjaan AS Beri Angin Segar ke Wall Street

Menurut ahli strategi makro global Carson Group, Sonu Varghese, pendapatan bank-bank besar pada hari Jumat akan mencerminkan konsumsi yang secara umum masih kuat. Ini akan memberikan gambaran yang lebih baik bagi perekonomian AS dan pertumbuhan PDB.

Di sisi lain, harga ETF bitcoin mengalami kenaikan pada hari pertama perdagangannya mengikuti harga kripto yang juga naik tipis. Bitcoin sempat mencapai angka 49.000 pada Kamis pagi sebelum jatuh di pada posisi 46.000. Pergerakan harga aset kripto mengikuti regulasi baru yang yang disetujui pada Rabu oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com