Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Ketenagakerjaan AS Beri Angin Segar ke Wall Street

Kompas.com - 06/01/2024, 07:48 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Jumat (6/1/2024). Kenaikan indeks didorong oleh laporan pekerja yang positif.

S&P 500 berakhir lebih tinggi pada hari Jumat, namun ketiga rata-rata indeks utama Wall Street menghentikan kenaikan beruntun sembilan minggu menyusul laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan.

S&P 500 naik 0,18 persen dan berakhir pada level 4.697,24, sedangkan Nasdaq Komposit menambahkan 0,09 persen menjadi berakhir pada posisi 14.524,07. Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 25,77 poin, atau 0,07 persen pada level 37.466,11.

Baca juga: Rukun Raharja Akuisisi 8 Persen Saham Blok Jabung

Saham-saham berfluktuasi pada hari Jumat karena para investor menilai data ekonomi menentukan kapan Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga.

Data tersebut menunjukkan perekonomian AS menambahkan lebih banyak lapangan kerja dibandingkan perkiraan pada bulan Desember 2023, dengan jumlah upah non pertanian (nonfarm payrolls) meningkat sebesar 216.000.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan sebesar 170.000 untuk bulan lalu. Tingkat pengangguran tetap stabil di angka 3,7 persen yang merupakan tanda lain dari berlanjutnya penguatan pasar tenaga kerja.

Baca juga: Masuki 2024, Simak Saham dan Sektor yang Bakal Cuan

Laporan tersebut mendorong imbal hasil Treasury AS melonjak lebih tinggi, dengan suku bunga acuan 10 tahun menyentuh level tertinggi 4,1 persen.

Pasar tenaga kerja yang kuat dapat berarti bahwa The Fed mungkin berpotensi menunda penurunan suku bunganya yang pertama, yang telah dinanti-nantikan oleh para pedagang.

Sebelum data positif dirilis pada hari Jumat, para investor berharap The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada awal bulan Maret dan menurunkannya sebanyak enam kali pada 2024.

Baca juga: Mixue dan Guming Bersiap Melantai di Pasar Saham

Meskipun indeks jasa ISM pada bulan Desember 2023 menunjukkan bahwa aktivitas bisnis secara keseluruhan masih berkembang dalam perekonomian, angka sebesar 50,6 persen hampir dua persen poin penuh di bawah estimasi konsensus Dow Jones sebesar 52,5 persen dan tingkat bulan November sebesar 52,7 persen. Angka di atas 50 persen menandai ambang batas pertumbuhan ekonomi.

“Pasar kerja terlihat bagus dan mungkin terlalu bagus, sehingga inflasi akan menjadi sedikit lebih panas sekarang berdasarkan pertumbuhan upah yang kita lihat,” kata Direktur penelitian di FBB Capital Partners Mike Bailey.

“Desis yang kita dapatkan di pasar kerja mungkin meredam harapan akan serangkaian penurunan suku bunga yang cepat,” tambahnya.

Baca juga: Saham Dicaplok Indocement, Bupati Minta Merek Semen Grobogan Dipertahankan

Dia menambahkan, saat ini, investor menginginkan tiga hal, yaitu menurunnya inflasi, pasar kerja yang stabil, dan penurunan suku bunga.

“Namun, menurut saya jumlah lapangan kerja saat ini menunjukkan bahwa investor mungkin hanya mendapatkan satu dari tiga hal yang ada dalam daftar keinginan mereka,” jelas dia.

Pasar saham melonjak hingga akhir tahun 2023 karena para investor mengantisipasi The Fed akan beralih ke kebijakan moneter yang lebih longgar.

Kenaikan mingguan beruntun S&P 500 hingga akhir tahun ini merupakan yang terpanjang dalam hampir dua dekade dan membawa kenaikan benchmark untuk tahun ini menjadi 24 persen.

Salah satu faktor lain yang membebani pasar pada 2024 ini adalah melemahnya saham-saham teknologi berkapitalisasi besar seperti Apple, yang telah diturunkan peringkatnya oleh dua penelitian minggu ini. Saham produsen iPhone itu anjlok 5,9 persen pekan ini.

Baca juga: January Effect, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com