Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ESDM Sebut Pentingnya Transisi Energi untuk Dorong Daya Saing Produk RI hingga Pemerataan Pembangunan

Kompas.com - 15/01/2024, 19:48 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Transisi energi yang berlangsung di Indonesia merupakan salah satu ha penting untuk menjaga daya saing produk-produk Indonesia di pasar global. Dari kacamata pemerintah, transisi energi merupakan sesuatu kebijakan untuk merespons apa yang terjadi di global.

Hal itu disampaikan Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam acara E2S Award 2023 dan Government & Leader Encouraging Speech bertajuk "Transisi Energi di Indonesia: Perspektif dan Peluang bagi Pengelolaan Sektor ESDM yang Berkeadilan" di Jakarta, Jumat (12/1/2024).

"Tujuannya, untuk menjaga daya saing Indonesia dibanding Vietnam, karena Vietnam sudah sangat maju pemanfaatan energi bersihnya. Kita harus bisa juga bersaing dengan negara-negara yang lain, untuk menjaga pasar kita misal di Eropa, Asia, yang mulai menerapkan prinsip-prinsip energi bersih," ujar Dadan.

Ia mengatakan, penekanan ini penting sebab saat ini ada "framing" terbalik soal transisi energi, seperti jika menggunakan energi baru terbarukan (EBT) akan lebih mahal.

Baca juga: Cawapres Harus Bahas Strategi Konkret Dorong Transisi Energi

Menurut Dadan, program transisi energi ini sejalan dan mendukung program pemerintah yang lain misalkan untuk program hilirisasi yang Presiden Joko Widodo terus dorong, serta perusahaan-perusahaan minerba terus dorong.

"Kalau kita tidak sejalan dengan transisi energi atau transisi energi ini tidak mendukung program hilirisasi kan nanti agak sulit, misal saja program hilirisasi masih pakai energi beremisi tinggi. Saya dengan Eropa itu akan terapkan carbon border tax pada 2026, ini kan tidak lama lagi," kata Dadan.

Dengan ketentuan itu, jika nanti ada produk dari Indonesia masuk Eropa, pasti akan ditanya carbon footprint-nya seperti apa.

Sebagai contoh, produk dari RI tersebut, misal 1 ton produk mengeluarkan emisi sekian, maka jika ada terlewati batas maksimumnya dari maka carbon border tax, akan ada pajak tambahan yang bikin harga produk naik, yang bisa bikin sulit bersaing dengan produk barang negara lain dengan carbon footprint yang sesuai.

Selain itu, Dadan menambahkan program transisi energi selain mendukung hilirisasi juga mendukung program TKDN.

Menurut Dadan ada narasi di publik bahwa kalau EBT impor semua produknya. Hal itu memang betul, sebab RI perlu menciptakan pasarnya terlebih dahulu. Jika sudah jalan, maka proyek-proyek besar lain bisa meningkatkan TKDN.

Baca juga: Menteri ESDM Sebut Transisi Energi Baru Terbarukan Baru 60 Persen dari Target

Transisi energi untuk pemerataan pembangunan

Selanjutnya, Dadan juga menyebutkan jika transisi energi bisa mendorong pemerataan pembangunan. Menurut dia, EBT ada di mana-mana.

Di Aceh ada panas bumi dan ada pembangunan energi hidro, serta ada survei untuk energi angin di sana. Hal yang sama juga ada di Kalimantan energi anginnya juga besar. Lalu di Jawa ada panas bumi.

Di Papua, ada sumber PLTA terbesar walau saat ini belum ada yang memakainya. Di Merauke juga potensi energi angin juga besar yang ditemukan ITB. Sehingga, di Papua ini ESDM mendorong ada investasi yang energy intensive industries.

"Jadi kalau kita dorong transisi energi ini pembangunannya ada di mana-mana, ini jadi peluang Indonesia. Misal jual beli listrik angtarnegara di Asean. Kita lihat Singapura, mereka beli listrik dari indonesia yang energinya bersih," kata Dadan.

Baca juga: Jadi Tantangan Transisi Energi di RI, Lokasi Potensi EBT Jauh dari Pusat Demand Listrik

Kemudian, transisi energi akan mengurangi gas rumah kaca (GRK) serta bagi sektor ESDM akan meningkatkan ketahanan energi.

Misal untuk bahan bakar minyak (BBM) akan ikuti harga minyak bumi dunia. Tapi, misal untuk panas bumi, tidak terpengaruh harga luar ataupun gonjang-ganjing geopolitik. "Karena sumbernya dari dalam negeri, justru akan lebih mendorong ketahanan energi dalam negeri," kata Dadan.

Dengan demikian, Indonesia memerlukan dorongan yang besar untuk transisi energi, misalnya dari penghargaan untuk insan dan stakeholder yang berperan dalam akselerasi transisi energi di RI melalui E2S Award.

Dadan berharap, hasil dari penghargaan E2S ini akan menjadi contoh pihak lain untuk turut berkontribusi. Salah satu penerima penghargaan E2S Award 2023 adalah PT Putra Perkasa Abadi (PPA), perusahaan kontraktor tambang batu bara.

Baca juga: SKK Migas Sebut Tambahan Produksi Gas Penting di Tengah Isu Transisi Energi

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com